Minggu, 02 Februari 2025

HARDCORE & KONTROVERSIAL ISU di ERA DIGITAL


Hi, guys. Kali ini setelah bertahun tahun, kita akan mengulik dari isu di kalangan skena Hardcore yang sedang hangat belakangan ini.

Di kutip dari Movement zine #1 artikel “Hardcoreku” ada beberapa pandangan hardcore/punk dari sisi paham berbagai orang dan kultur yang berbeda beda tetapi intinya masih sama. Ada yang menganggap Hardcore adalah pergerakan, idiologi, gagasan, paham, kebanggaan, dan lain lain, sehingga menganggap pemikiran dari individu atau kelompok mampu berteriak lantang bahwa ini Hardcoreku.



Tidak di pungkiri kultur setiap daerah berbeda-beda. Ada beberapa turunan atau kombinasi dari habit. Misal era di tahun 90an, 2000an, dan di era sekarang mungkin berbeda. Ada hardcore/punk, melodic hardcore, beatdown, hardcore metal, hardcore progresif, crossover hardcore dan kombinasi genetik yang di campur sehingga mampu mencetuskan warna baru di era itu sendiri dan meunculkan ciri khas dari suatu band, Reprisal beda kan dengan More Than Life? Youth Of Today beda kan dengan Rise Of The Northstar? kok tetap saja orang di daerahnya menyebutnya bahwa itu Hardcore? justru itu, jika mampu mengulik perkembangan tersebut akan berbeda dan mampu memaklumi perkembangan dan menganggap semua itu adalah inovasi dari perkembangan itu sendiri. Tetapi perlu diketahui bahwa hal tersebut tidak luput dari sejarah dari perkembangan. Masih ingat dulu ada sesi sharing "Hardcore itu apa?" di sebuah komunitas skena? Masih ingat anda buka Youtube untuk mencari video Moshpit Lesson?


Yaa.. Perkembangan yang pesat adalah digitalisasi, dimana media mampu lebih cepat menyebarkan isu dan kabar tentang Hardcore itu sendiri. Contoh kecil, dulu butuh waktu untuk menyebar pamflet, sekarang hanya dengan media digital kita bisa memangkas waktu untuk jangkauan yang lebih luas. Zine cetak ke platform digital, MP3 ke media streaming, Video ke media youtube, dan seterusnya.




Lalu bagaimana tentang Kebijakan Media dalam perantara perkembangan skena?

Perlu diketahui ilmu sangat penting dalam penyampaian informasi dengan bijak. Contoh, di tahun 90an Violence dancing, pogo, stage dive, Pro love sangat maklum karena ini adalah warna dalam kita ber ekpresi, tapi sekarang? moshpit harus di kaitkan dengan kultur di setiap daerah, padahal hardcore sendiri adalah implementasi musik eksternal yang di bawa ke negara kita (INDONESIA) yang mungkin berbeda dengan kultur kita. Moshpit jangan kena kepala ya.. soalnya tidak sopan. Apakah itu lucu? IYA! Oleh sebab itu kenapa kita harus punya ilmu dulu sebelum terjun di dalamnya. Peran Media adalah Netral, bukan menyudutkan satu sama lain, kita bukan politisi, harus menjaga kawan kita sendiri, dengan cara kita sendiri.



Perkembangan zaman, adalah salah satu topik penunjang yang akan merubah kebiasaan. Setiap daerah akan beda tentang kebijakan. 
Misal di Amerika Serikat, suatu karya bisa bernilai mahal, Hardcore/Punk bisa hidup dari penjualan karya seni lewat NFT (Non Fungible Token) tapi di sisilain di negara kita? Mungkin belum bisa karena regulasi belum terbentuk sepenuhnya. Seperti perkembangan Straight Edge yang di bawa oleh MinorThreat juga ada gejolak antara pro dan kontra sehingga terbentuknya gerakan gaya hidup positif di kalangan Hardcore/punk. Tetapi semua itu butuh proses, dan berlanjut band-band yang juga menganut paham tersebut seperti Negative FX, Teen Idles, SSD, 7 Seconds, dan beberapa yang lain. Lalu dilanjutkan pada pertengahan 80-an, yang sering disebut sebagai “youth crew era”, straight edge kembali diusung oleh band-band seperti Youth of Today, Gorilla Biscuits, Judge, Bold, Chain of Streght, Uniform Choice, Slapshot, dan beberapa lainnya. Perkembangan tidak bisa disalahkan, kita yang harus ber adaptasi. 


Perubahan Era terjadi dari tahun ke tahun dan Totalitas tetap totalitas, tetapi ada kombinasi modern di dalamnya. Bukan saling menyalahkan tetapi mari kita berunding. Kami tetap disini, saya tetap mencetak zine dengan DIY tanpa sponsor, meskipun saya berkecimpung dengan institusi negara (meskipun beda dengan skema hardcore person di era 90an), tetapi tetap bergerilnya tanpa meninggalkan punk yang saya buat pakem, dan saya tetap hidup, saya tetap makan, saya tetap bergerak di pergerakan hardcore ini dengan majalah ini. Hardcore tumbuh dari Skena dan komunitas. Ada sesi penetrasi sharing untuk regenerasi yang akan membawa arah skena ini akan dibawa kemana, dan tidak lupa akan selalu berkembang dengan majunya digitalisasi. Mari saling menjaga, Stay Hardcore, Stay Punk!





Sabtu, 11 Januari 2025

PRESS RELEASE E.P ALBUM SEPATU RUSAK – ALIVE


Sukabumi, 22 Desember 2024 - Setelah 9 tahun berjalan & merilis berbagai single, akhirnya band Pop Punk/hardcore asal Sukabumi Sepatu Rusak merilis E.P album berjudul ALIVE.  E.P album ini merupakan refleksi kehidupan tentang kekecewaan dan kemarahan dari sudut pandang Sepatu Rusak yang di terjemahkan ke dalam 5 lagu. Setelah sebelumnya pada September lalu mengeluarkan rilisan fisik berformat cassete tape,  E.P album ALIVE kini dapat di akses pada seluruh digital platform musik,.


Konsep yang diusung pada album ini cukup berisi dengan input band – band gelombang baru seperti Four Years Strong, Neckdeep, No Pressure dan Turnstile yang diaplikasikan menjadi beat punk dan hardcore dalam warna musiknya, seperti yang terdengar pada lagu - lagu yang berjudul “Membekas Tajam, Hiraukan Power, dan Anger. Sedangkan sisanya lagu berjudul “Juni” bercerita tentang orang tua yang kehilangan seorang buah hatinya yang lahir di bulan juni, diangkat dari pengalaman pribadi salah satu personil yang dikonversi menjadi sebuah lagu. ALIVE seakan menjadi “stress release” pendengar dan mengajak kita bersenang-senang merayakan kekecewaan hidup melalui beat kencang dan bertenaga.

Setelah bongkar pasang personil, kuatret yang berisikan Yoga (Vocal), Feby (Bass), Ary (Guitar), dan Abay (Drum) ternyata cukup produktif pada beberapa tahun terakhir. Memulai pada 2015 dan sempat bekerja sama dengan salah satu major label terbesar di Indonesia (Aqu*rius Mu****ndo) untuk single “Inspired By The Haters”, pada album ALIVE kali ini Sepatu Rusak memilih bekerja sama dengan label independen Crowded Records.

 instagram: @sepaturusak.official

"GLOOMSPIRE – DEFILED WAR AXE"


Gloomspire, band crossover thrash metal yang dikenal dengan gaya musik agresif dan penuh energi, merilis single terbaru mereka berjudul “Defiled War Axe” pada 06 Januari 2025. Lagu ini merupakan perpaduan sempurna antara riff gitar tajam, vokal penuh intensitas, dan hentakan drum eksplosif yang menciptakan komposisi dinamis dan brutal. Dengan lirik yang menggambarkan perlawanan terhadap konflik dan ketidakadilan, “Defiled War Axe” tidak hanya menghadirkan pengalaman musik yang memukau, tetapi juga menyampaikan pesan mendalam tentang perjuangan dan kekuatan. Diproduksi mandiri dan kini tersedia di berbagai platform streaming seperti Spotify dan Apple Music dan lain lain, single ini menegaskan komitmen Gloomspire untuk terus menciptakan karya yang relevan dan menginspirasi di dunia metal modern.

Suara baru dalam perlawanan, Gloomspire. Band crossover hardcore thrash metal yang terbentuk pada 2 Novermber 2024 ini terdiri dari Hippo (vokalis), Bayu (gitar 1), Zakhel (gitar 2), Farrel (bassist), dan Rama (drummer). Dibentuk dengan semangat membara, Gloomspire tidak hanya membawa musik keras yang menghentak, tetapi juga pesan lantang yang menentang ketidakadilan dan penindasan.

Terinspirasi oleh situasi di kota mereka sendiri, di mana banyak orang masih takut bersuara melawan pemerintahan yang dianggap busuk karena ulah beberapa oknum radikal, Gloomspire hadir untuk menjadi media keberanian. Mereka percaya bahwa kekuasaan tidak boleh dijalankan dengan kekerasan yang membungkam rakyat. “Kami melihat banyak ketidakadilan di sekitar kami, dan kami tidak bisa diam. Lewat musik, kami ingin menunjukkan bahwa melawan itu mungkin,” ungkap Zakhel sang gitaris.

Gloomspire memilih untuk fokus berkarya di dunia digital, mengutamakan penyebaran musik mereka melalui platform musik digital daripada tampil live. Dengan semangat untuk terus menyuarakan perlawanan, mereka lebih memilih untuk mengerahkan energi mereka dalam lagu-lagu yang sedang mereka garap, berharap pesan yang mereka bawa bisa mencapai pendengar lebih luas. Setelah merilis single pertama yang kini sudah hadir di berbagai platform musik digital, Gloomspire sedang menggali lebih dalam materi untuk EP terbaru mereka. EP ini direncanakan untuk dirilis pada pertengahan atau akhir tahun 2025, dan siap mengguncang dunia musik dengan lebih banyak pesan perlawanan yang tak terbendung.

Single perdana kami “Defiled War Axe” bukan sekadar lagu—ini adalah ledakan energi yang memadukan kekuatan musik brutal dengan pesan mendalam tentang konflik, kehancuran, dan perjuangan yang tak terhindarkan. Setiap elemen dalam lagu ini, dari riff gitar yang tajam hingga hentakan drum yang mengguncang, dibuat untuk menggambarkan kemarahan dan ketidakadilan dunia yang semakin memanas. Liriknya, yang disampaikan melalui vokal Hippo yang penuh amarah dan emosional, merinci rasa frustrasi terhadap kekuasaan yang membungkam suara rakyat dan memanfaatkan kekerasan untuk mempertahankan kekuasaannya.

Gloomspire sendiri menyebut “Defiled War Axe” sebagai representasi dari jiwa kolektif band yang tidak hanya ingin memainkan musik, tetapi juga menyuarakan perlawanan. “Lagu ini adalah simbol perlawanan kami terhadap ketidakadilan dan kehancuran yang diciptakan oleh kekuatan besar yang tidak peduli pada manusia,” ungkap Hippo, vokalis Gloomspire. “Kami ingin pendengar merasakan energi yang sama: mentah, tanpa kompromi, dan penuh semangat.”

Dengan lirik yang mencerminkan perlawanan terhadap sistem yang korup, “Defiled War Axe” memberi pesan bahwa melawan adalah kewajiban, bukan pilihan. Dihasilkan secara mandiri dan diproduksi dengan detail dan energi tinggi, lagu ini kini sudah tersedia di berbagai platform streaming musik seperti Spotify, Apple Music, dan lainnya. Tidak hanya sebagai karya tunggal, “ Defiled War Axe” juga menjadi langkah pertama Gloomspire menuju album penuh yang sedang dalam proses pengerjaan. Album ini diharapkan akan melanjutkan eksplorasi energi thrash metal dan kekuatan hardcore, menjanjikan lebih banyak karya yang penuh amarah, semangat, dan tentu saja, perlawanan

Lagu ini menggambarkan kekuatan gelap yang bersembunyi di balik bayangan, menggunakan kebohongan, perang, dan penderitaan untuk mempertahankan kekuasaan. Mereka berbicara tentang perdamaian, tetapi sebenarnya memanfaatkan konflik untuk kepentingan pribadi, membangun kekuasaan di atas kebohongan dan kemunafikan. Lirik ini dengan tajam mengkritik penguasa yang mengeksploitasi rakyat, menutup kebenaran, dan mengambil keuntungan dari penderitaan. Namun, di tengah penindasan, rakyat tidak diam. Dengan hati yang membara, mereka bersiap bangkit dari kegelapan, bersatu untuk melawan dan menghancurkan tirani.

Menjadi simbol perjuangan, dengan chorus yang memperkuat semangat pemberontakan melalui kapak perang, takhta yang dihancurkan, dan mahkota yang direbut. Simbol-simbol ini menggambarkan keberanian dan tekad untuk melawan rasa takut dan rasa malu, serta merebut kembali keadilan. Interlude mengekspresikan rasa kecewa terhadap janji-janji palsu dan mimpi yang hancur, tetapi dari kekecewaan itu lahir keberanian dan persatuan. Secara keseluruhan, lagu ini adalah seruan revolusi melawan penindasan, kemunafikan, dan kebohongan, menginspirasi rakyat untuk bersatu, melawan, dan membawa perubahan hingga keadilan benar-benar diraih.


Gloomspire – Defiled War Axe lyrics

Composed by: Jul Mutaqien

Written by: Hippo, Zakhel, Bayu


Verse 1

Power in shadows, deals in the dark, Blood on the hands that ignite the spark,

They preach of peace while they weaponize, Buildin' empires on graves and lies.

PreChorus

Standin' tall we won’t back down Voices rise, from every town

Chains may bind, but hearts still burn  this is our fight, now it’s our turn.

From the shadows, will emerge bright,  together we stand, ready to fight.

With every heartbeat,with our anthem sings, Risin' up

Chorus

War axe high 

Strike it down

Shatter throne

Take the crown,

Verse 2

They sit on high, feeding us lies, Blindfold the truth right before our eyes,

Profit from pain, reap what they sow,

But we’re the storm they don’t wanna know.

PreChorus

We’re the spark, yeah, we’re the flame Breakin' silence, endin' the game.

From the ashes, we will arise See the truth, their disguise.

Silence broken, let the truth reign  No more shackles, no more pain.

Through the struggle, we’ll find our way  This is our moment, we seize the day.

Chorus

War axe high 

Strike it down

Shatter throne

Take the crown,

interlude:

Tired of games we seek what's right,

Promises broken dreams on the spike,

Voices in the dark ready to fight.

Together we stand charge to STRIIIIIIIKEEEEEEEEEEEE


Single perdana Gloomspire, “Defiled War Axe,” hadir dengan sebuah inovasi baru di dunia crossover hardcore thrash metal. Kami sepakat untuk menggabungkan elemen-elemen keras yang biasa ditemukan dalam genre ini dengan sentuhan vokal berima hip hop, menjadikannya sebuah materi yang fresh dan berbeda dari kebanyakan. Dengan pendekatan ini, kami ingin menghadirkan sesuatu yang tidak hanya mengguncang telinga, tetapi juga membangkitkan semangat dengan irama yang unik.

Lagu ini terinspirasi oleh beberapa materi dari band-band yang sangat kami kagumi, seperti Rise of The Northstar, Power Trip, dan Metallica, yang masing-masing membawa pengaruh kuat terhadap struktur riff dan energi yang kami tuangkan ke dalam musik kami. Namun, kami juga menambahkan sentuhan personal, terutama pada bagian breakdown di akhir lagu, yang terinspirasi dari elemen-elemen deathcore. Kami sengaja menyisipkan ambience dan perubahan tempo yang mengejutkan di bagian itu untuk memberi kesan dramatis dan menambah kedalaman emosional pada lagu ini


Gloomspire Contact Information

E-Mail: kneeltogloomspire@gmail.com

Instagram: @kneeltogloomspire

Whatsapp: +6282142862215 / +6282143100078



Rabu, 01 Januari 2025

CRITICAL ISSUES MAXI-SINGLE "THE ENCLAVE/POISON AND SPELL


CRITICAL ISSUES adalah band hardcore punk yang berbasis di Palembang. Menandai eksistensinya dengan melepas rilisan debut "Critical Issues" bersama Disaster Records pada tahun 2022. Album rekaman yang juga sempat dirilis oleh dua label di negeri jiran, Pissed Off! Records (Malaysia) serta Vanilla Thunder Records (Singapura). Pasca melepas rilisan debutnya yang kental dengan muatan sosiopolitik itu, Critical Issues sempat menjalankan tur di region Sumatera Selatan, beberapa kota di pulau Jawa, dan juga Singapura serta Malaysia.

 

Dengan formasi terkini yang notabene adalah formasi kelimanya, Critical Issues yang sekarang diisi oleh Ken (drums), Måm (gitar), Mär (bass), dan Lör (vokal) telah mempersiapkan rilisan terbaru yang akan dilepas di awal tahun 2025. Yang menjadi catatan tersendiri adalah dalam kesempatan pengerjaan materi baru kali ini, Mär yang bergabung bersama Critical Issues sejak seri tur di tahun 2022 pun terlibat penuh dari mulai proses penggarapan materi hingga produksi rekamannya. Begitu pula Ken yang hadir sebagai pengisi posisi pemain drum dari awal 2024, menggantikan Yix yang menghilang tanpa kabar pasca tur Critical Issues pada akhir tahun 2023. Sebuah momen yang cukup berat tapi roda harus terus berputar, dan langkah mesti tetap diayunkan.

 

Dengan proses yang cukup intensif dari bulan Februari hingga Oktober 2024, Critical Issues menggarap, dan merekam materi-materi baru. Proses yang berlanjut dengan mixing dan mastering di The Pandora Labs pada bulan November 2024. Dan akhirnya, setelah beragam hal dan dinamika yang terjadi serta proses yang sangat ketat, maxi-single "The Enclave/Poison and Spell" dilepas sebagai introduksi menuju rilisan kedua dari Critical Issues.

 

Sebagai fragmen dari album rekaman baru Critical Issues, "The Enclave" berisi kegelisahan dan kegusaran akan segala kerusakan, pembantaian, ketidakadilan, tipu daya, serta penjajahan zionis di tanah Palestina. Sementara "Poison and Spell" adalah secuil pandangan yang penuh ketidakpercayaan akan mantra-mantra kemajuan dan demokrasi semu yang alih-alih menjaga mandat rakyat malah menyalahgunakannya, sehingga menjadi racun dengan kesenjangan ekonomi, eksploitasi alam, kemiskinan, dan kleptokrasi. Sebagai trek urutan terakhir dalam rilisan baru Critical Issues, "Poison and Spell" juga didapuk sebagai judul album yang akan dilepas pada awal tahun 2025 nanti bersama Disaster Records.

 

Sementara menunggu CD dan kaset yang sedang diproduksi, pada momentum masuknya tahun baru 2025 ini silakan menyimak maxi-single "The Enclave/Poison and Spell" sebagai sampel dari kebisingan yang dimuat dalam sembilan nomer yang ada dalam album rekaman baru dari Critical Issues yang akan dilepas pada awal tahun 2025 ini. Cobra Hardcore Commando! The chaos continues!

 

Dengarkan Maxi-Single “The Enclave/Poison and Spell” di:

criticalissues.bandcamp.com/album/poison-and-spell

 

Presskit Maxi-Single "The Enclave/Poison and Spell"

Senin, 30 Desember 2024

“ MEMBARA “ di penghujung akhir tahun 2024, Band Hardcore asal Bekasi ini berhasil mengakhiri kutukan sejak kemunculannya pada tahun 2007 silam !!

“ MEMBARA “ sudah lima kali gonta ganti vocalis hingga kini dengan mempertahankan konsep vocal wanitanya , maka itu tidak mudah mencari sosok Vokalis wanita yang percaya diri tampil di depan crowd yang identik pria , alasan itu “ MEMBARA “ sering terkendala hiatus yang tertunda panjang akibat persoalan ini , apalagi jika kehamilan tiba sang vokalis sudah pasti harus di wajibkan istirahat panjang . dalam memproduksi Album itulah mereka sering terhenti di tengah jalan seperti DI KUTUK tanpa menghasilkan sebuah Album penuh !!

Tetapi pada 24 Desember 2024 tercatat sebuah pencapaian sejarah yang sangat penting dan Panjang bagi ke lima personil “ MEMBARA ” : Markus ( Gitar ) Ferbat ( Gitar ) Tomy ( Bass ) Jepunk ( Drum ) dan Tifany ( Vocal ) Baru saja meluncurkan Album penuh pertama mereka yang bertajuk “ ENDING THE CURSE “ dalam format CD melalui dua label lokal Masasiorangutan Records ( Bekasi ) dan Hit and Burn Records ( Solo ).

SEPERTI DI KUTUK !! Penggapaian “ ENDING THE CURSE “ adalah sebuah penantian Panjang bagi mereka sejak berdirinya pada tahun 2007 silam , Format Album penuh itu tidak pernah terselesaikan dan tertunda hingga bertahun tahun , jika kita hitung mundur berarti sekitar 17 tahun mereka memproses dan menantikan sejarah ini !! “ ENDING THE CURSE “ secara arti adalah mengakhiri kutukan. Mengakhiri kutukan panjangnya selama 17 Tahun dengan keberhasilan dan kerja keras dalam pencapaian Album penuh fisik ini.

Kurang lebih dalam durasi 30 menit kalian akan di suguhkan “ ENDING THE CURSE “ tanpa henti karena mereka sengaja merancang Album ini menjadi 1 Track dengan penuh rasa penasaran yang sangat mendalam , walaupun tertulis 11 Track tetapi kalian tidak bisa melewatinya , karena jika di skip atau kalian next berarti kalian sudah melewatkan salah satu bagian dari “ ENDING THE CURSE “ dari telinga kalian.


MUSIK / SOUND !!

Jika kita kembali ke Desember 2022 mereka sempat merilis sebuah Single “ No Obsession “ lewat video music di Youtube dan Bandcamp miliknya yang di situ mereka sudah memberitahukan bahwa “ No Obsession “ adalah jembatan untuk menuju ke Album penuh mereka yang di niatkan rilis di tahun 2023 ! tetapi “ ENDING THE CURSE “ baru rampung dan tercapai di Desember 2024.

Jadi untuk soal Musik/Sound/Konsep itu tidak jauh berbeda dari hasil single “ No Obsession “ dengan ketukan drumnya yang natural dan Feel gitarnya yang simple, tempo musik lebih sedikit cepat dan Agresif , tapi aransemen musik tetap memberikan aura Hardcore ala Hatebreed era tahun 1997 - 2002 yang penuh semangat dengan hiasan vocal Wanita ala Walls Of Jericho Dll !!

Kalau tanggapan kalian gimana ??

TRACK LIST :

1. ABORTION

2. LAWAN

3. IT’S OVER

4. NO OBSESSION

5. I’M IN THE MOOD FOR MOSHPIT

6. IN THE SILENCE

7. HMO – HMT

8. BURIAL FOR THE LIVING ( HATEBREED COVER )

9. UNDEFEATED MOTION

10. SMASH YOUR ENEMIES ( HATEBREED COVER )

11. SAVAGE RULER

DAPATKAN ALBUM MEREKA VIA @MASAIORANGUTAN_RECORDS DAN @HITANDBURNRECS SALAM SEMANGAT MEMBARA

INFO KONTAK :

EMAIL : membarahardcore@gmail.com INSTAGRAM : @membara_bchc FACEBOOK : membara_bchc

YOUTUBE : @membarahardcore

0811 8017 235 ( WHATSAPP )

Enne - ‘Winter Promo 2024’

Enne merupakan unit hardcore asal kota Tomohon, Sulawesi Utara yang terbentuk pada tahun 2024 oleh beberapa personil band lokal lain seperti Mepuzo, 406, Take Out His Head, dan Crushing Grief. Setelah memainkan show perdana mereka pada November 2024, mereka sekarang merilis rilisan perdana mereka yang bertajuk ‘Winter Promo 2024’. Rilisan ini terdiri dari 3 trek hardcore beatdown konvensional, raw, dan tanpa ampun.

Merepresentasikan scene mereka dengan label nama ‘Cold Town Hardcore’ juga terdengar pas dengan sound mereka yang dingin, tegas, dan intens, dengan produksian yang cukup jernih dan menghantam telinga. Terdapat pengaruh musik diluar hardcore juga terdengar dalam rilisan ini lewat pengunaan sampling hip-hop yang tersebar di beberapa tempat.  ‘Winter Promo 2024’ berlangsung sepanjang kurang lebih 5 menit saja, tapi cukup memperkenalkan apa yang dapat band ini sajikan di masa mendatang, beatdown hardcore yang ganas, to the point tanpa basa basi, dan tentu saja HARD. 

‘Winter Promo 2024’ dapat didengarkan sekarang di semua platform musik digital dan laman bandcamp No Match Records disini: https://nomatchrecords.bandcamp.com/album/winter-promo-2024

For fans of: Outta Pocket, Natural Human Instinct 

COLD TOWN HARDCORE


Contact: 

Email: nomatch.central@gmail.com

+6281217382795

Instagram: @ennehardcore

Senin, 23 Desember 2024

PRESS RELEASE: Hardcore Manado Mepuzo Rilis Debut EP Lewat No Match Records


Unit hardcore asal Manado, Mepuzo datang dengan EP perdana mereka yang berjudul ‘Same Old Story’. Dirilis melalui No Match Records, EP ini terdiri dari 4 trek terinspirasi langsung dari sound khas ala hardcore New York. Mepuzo memainkan format tradisional dari genre tersebut dan personil-nya juga berisikan pemain-pemain lama di scene hardcore Manado.

‘Same Old Story’ tanpa basa basi menyerang telinga lewat aliran groove dan riff yang menghantam, produksi suara yang mentah namun pas, dan style dari sang vokalis Alvendi Lasut yang sekilas terdengar seperti penggabungan Justice Tripp (Trapped Under Ice) dan Freddie Cricien (Madball). Bagi yang suka two stepping dengan swag dan hantaman mosh riff, Mepuzo siap membantu. ‘Same Old Story’ akan menjadi salah satu sajian hardcore lokal terbaik di tahun 2024. 

For fans of: Madball, Everybody Gets Hurt, Pain of Truth

Dengarkan ‘Same Old Story’ disini: https://nomatchrecords.bandcamp.com/album/same-old-story


+6281217382795
Instagram: @mepuzohc