Minggu, 23 November 2025

Strait City Hardcore Mendidihkan Amarah: Grounded Rilis “Become A Beast” sebagai Seruan Berubah Jadi Monster



Representasi Strait City Hardcore (SCHC). Grounded kembali menggedor dari inti Strait City Hardcore (SCHC) dengan EP terbaru mereka, “Become A Beast” sebuah deklarasi perang terhadap penindasan, rasa kalah, dan segala bentuk belenggu yang menahan manusia dari menjadi dirinya yang paling liar dan paling jujur. Dirilis pada 5 November via Moshpit Record dan menjadi roster andalan Moshpit Records.

EP ini adalah potret gelap tentang manusia yang lahir dari luka. Bukan luka yang mematahkan, tapi luka yang membentuk tanduk, taring, dan keberanian. Grounded menulis perjalanan seseorang yang merasa gagal, pecah, ditolak tapi menolak mati. Dari bawah tanah, dari titik paling rendah, mereka menarik napas terakhir sebagai “manusia biasa” dan menghembuskannya kembali sebagai beast.

EP ini menggambarkan perjuangan melawan penindasan dan keinginan untuk menjadi diri sendiri dan bebas. Mereka yang pernah terluka dan tertindas dapat menjadi sosok yang kuat dan militan untuk melawan dan mengubah keadaan. (BECOME A BEAST) membahas tentang bagaimana manusia sering kali terjebak dalam siklus ketakutan dan penyesalan yang membentuk diri mereka. Luka-luka dari pengalaman masa lalu dapat membentuk kekuatan dalam diri seseorang, meskipun awalnya membelenggu.

EP ini menggambarkan perjalanan seseorang yang awalnya merasa seperti pecundang dan tertolak, tetapi akhirnya menemukan kekuatan

untuk melawan dan mengubah dirinya menjadi sosok yang tangguh dan pemberani. Mereka yang pernah ditolak dan terluka dapat menjadi sosok yang kuat dan militan, tidak takut lagi untuk menghadapi tantangan dan mengubah nasib mereka. EP ini juga mengkritik narasi heroik yang sering kali terlalu disederhanakan dan tidak mencerminkan realitas kehidupan yang kompleks dan kejam.



TRACK LIST

  1. Intro
  2. Tertembak Terbantai
  3. Become A Beast
  4. Until I Found What I Want

Menjadi hewan buas Tanpa rasa takut ludahi stiap Ketakutan membelenggu Darah perjuangan terbayar lunas Tanpa menyerah Kuhantam sampai knockout

inilah semangat hardcore ~ Become A Beast


CREDITS

Recording : Firman Pakaya (AltergEgo Home studio) Mixing & Mastering : Roger Salawati (Moshpit Studio) Songwriter:

Tertembak Terbantai (Yehezkiel Tilaar) Become A Beast (Yehezkiel Tilaar & Rafael Markus) Until I found What I Want (Rafael Markus)

EP Artwork : Rafael Markus

Band Photos by : Weldy Borang

Coppy Writer by : Yehezkiel Tilaar & Roger Salawati




[Press Release] Colderveins Rilis Single Perdana “Leaving Love In Ruins” via Moshpit Records

10 November, Colderveins merilis single perdana berjudul “Leaving Love In Ruins”, sebuah karya yang lahir dari kisah nyata tentang trauma, penolakan, dan kepahitan cinta yang meninggalkan luka mendalam.

Single ini menjadi gerbang awal hadirnya Colderveins di skena hardcore nasional, membawa warna baru dari wilayah yang jarang terdengar.


Listen On :

Spotify 

https://open.spotify.com/track/60RqxHQEOK0u5rwQBh4UJr?si=xAj-Y6q_S4ar2ZrYWClidw&context=spotify%3Aalbum%3A6jUVU9tDQSkrdtmyCji7Md

Lyrics Video 

https://youtu.be/_603owO3gt0?si=LKG_oFi2o1aUPIg4

Bandcamp

https://moshpitrecs.bandcamp.com/track/leaving-love-in-ruins


Moshpit Records

Email: moshpitrecs@gmail.com

Instagram: @moshpitrecs


Bandcamp: https://moshpitrecs.bandcamp.com

Album rilis ENDGATE - Ballad of Broken Reality

Endgate  yang merupakan Band asal Gianyar - Bali yang diisi oleh :

Dhimas  ( Vocal )

Rahtu ( Lead guitar )

Alit ( Rythm guitar )

Pura ( Bass )

Nanda ( Drum )  

Endgate baru saja merilis album penuh setelah selama dua tahun penuh terbenam senyap

Di tanggal 18 Agustus 2025, kitab penuh lahir dengan berjudul "Ballad of Broken Reality".

Album ini direkam bersama Fantazy Record (dipandu Guscilix) dan House Record (dipandu Ray Febriadi. Sementara proses mixing & mastering dipercayakan kepada Pandora Labs sebagai dapur pengolahan suara yang mempertegas intensitasnya.

Endgate merangkai sembilan track sebagai gugusan doa yang hangus dan serpihan dari kesadaran yang membusuk.

Raungan, ambient, dan kerusakan sonik dirangkai menjadi liturgi gelap.

Track seperti “Eternal Wound”, “Belenggu Purnama”, dan “The Savior Won’t Save Anything” menjadi perlawanan terbuka terhadap dogma, makna semu, dan harapan kosong.

Sedangkan “Empty Poem” dan “Florem Mortem” menghadirkan keheningan pahit dan ruang menerima kehancuran sebagai akhir yang sah.

“We live with eternal wounds. Hurt. Forever with pain.”

Ballad of Broken Reality adalah perjalanan atmosferik nan apokaliptik, menyatukan post-metal,

ambient, neocrust, dan hardcore.

Sebuah elegi bagi luka batin, keterasingan spiritual, dan realitas yang tak bisa lagi diselamatkan.

Berikut kami lampirkan link beserta informasi lebih lengkap mengenai perilisan Album “Ballad of Broken Reality”. 

"Stray" Is a New Chapter for Remoire: Romanticizing Wounds in Hardcore

 

Sidoarjo, 2025-Di penghujung musim gugur menuju penghujan, Remoire, pionir melodic hardcore asal Sidoarjo telah merilis single terbaru mereka yang bertajuk "Stray".


Dalam single mereka kali ini, mereka membawakan warna baru ke dalam karya mereka, membungkus romantisasi gejolak batin, amarah, dan ke-terpurukan yang diantarkan dengan riff tajam 'nan menyayat khas melodic hardcore. Dirilis oleh Siderise Records, kini "Stray" dapat di dengarkan di seluruh platform digital kesayangan kalian, sila dengarkan dan menarilah dengan kehilangan


Stray by Remoire

Release on : September 30, 2025

Produced by : Remoire

Recorded at : Rezroll

Engineered by : Remoire

Mixed & mastered at : Rezroll

Mixed & mastered by : Reza

Lyric written by : Adhi Septia, mochammad Ghufron

Song composed by : Remoire

Band photo by : Dodok

Artwork by : Remoire


Deserve are :

Vocal : Daniel

Guitar 1 : Adhi Septia

Guitar 2 : Mochammad Ghufron

Bass : Ardhi

Drum : Igo

Minggu, 07 September 2025

PRESS RELEASE: BERSAMA SKULLISM RECORDS, AKIMBO CLUB MERILIS SINGLE “COLD WORLD”

Quartet Hardcore asal Denpasar - Bali, Akimbo Club baru saja merilis single baru bertajuk Cold World. Sebuah sajian penanda langkah baru mereka untuk produktif bersama Skullism Records, salah satu Independent Label bawah tanah paling aktif dari Kota Denpasar saat ini. Sajian musik kencang, to the point nan lugas ini sudah dapat didengarkan pada seluruh platform digital Akimbo Club.


Cold World adalah cara Akimbo Club untuk melawan dunia yang saat ini penuh rasa sakit, di-asing-kan, dan acuh tak acuh dengan dibungkus karakter vocal growl, distorsi keras, dalam beat yang kencang. Secara visual artwork, mereka bekerjasama dengan Eko Cahyo Riadi yang juga merupakan personil Band Hardcore No Wasted. Ia menggambarkan amarah dari lagu ini dengan wujud iblis yang mewakili emosi dari dalam diri. Agung (gitar) menuturkan proses penggarapan lagu ini dibuat dengan melibatkan keempat personil. “Biasanya tuh antara dimulai dengan riff gitar saya dulu baru disusul oleh si drummer & bassist mematangkan beatnya mau gimana”. Cuma untuk lagu ini kebetulan kita dalam studio barengan aja gitu secara spontan keluar semua konsepnya barengan. Mungkin energinya lagi sama semua jadi lagunya bisa kita susun se-tegas itu sih.” Jagadhita (vokalis) menambahkan, lagu ini harapannya bisa mewakili amarah dari segelintir orang yang terlanjur hancur dan ingin bangkit untuk melawan dunia yang gelap dan tidak adil belakangan ini. Durasi 90 detik dari lagu ini sudah cukup untuk penyampaian energi yang lugas dan straight to the point. Proses mixing & mastering, dipercayakan penuh kepada Dendan (Aerated) yang juga merupakan engineer dari Kenya, dan band hardcore Bali lainnya.

Cold World merupakan pertanda produktif Akimbo Club sebagai wujud keterlibatan mereka dalam scene Hardcore Bali saat ini dan dengan bergabungnya band ini bersama Skullism Records, mereka ingin mematangkan niat untuk segera merilis karya lebih banyak lagi dengan harapan bisa hadir sebuah EP pada Oktober mendatang dan tentu dilanjutkan dengan ibadah tour setelahnya. Semoga rilisan ini dapat dinikmati dimanapun, terimakasih!


Lyric:

World is cold

All mercy been deprived Hurt and pain

The only thing i feel

That's the way how we live Suffering till the end of time Honed your soul

Clenched your fist

Nobody cares till you pretty or dead Eooooo

The shit that i've been thru This life that has no truth Back up now

Im coming thru



Composer: Akimbo Club

Lyric by: Jagadhita

Band Member: Jagadhita (Vocal), Agung Pranata (Guitar), Dede Surya (Bass), Dede Premana (Drum).

Mixing & Mastering Engineer: Dendan Rukmananda

Press Release: Chandra Raditya

Follow us via Instagram @akimbo.club for more information!

Kamis, 21 Agustus 2025

Exfetus Release EP “Rebirth in Pain”


REBIRTH IN PAIN - Unit hardcore terbaru asal Manado, Exfetus baru saja merilis EP perdana mereka yang berisikan 4 lagu lewat No Match Records. Band ini berisikan generasi muda scene hardcore Manado yang selalu memenuhi arena moshpit di gigs-gigs lokal, dan sekarang mereka bersatu untuk membuat soundtrack mosh mereka sendiri.

Rebirth In Pain menyuguhkan empat trek dengan formula metalcore ala 2000-an mengingatkan kita pada band-band rilisan Trustkill Records dan Ferret Records. Exfetus menggabungkan elemen-elemen melodius dan melankolis dari Melodic Death Metal Skandinavia dan juga pola riff gitar New York Hardcore menjadi satu. Mereka juga sempat menyelipkan vokal clean dalam trek ketiga Impulsive yang sekilas terdengar diambil langsung dari As I Lay Dying dkk. EP perdana mereka ini direkam dan diproduseri oleh Firman Pakaya (BLACKCATAUDIO) yang dikenal juga atas campur tangannya dalam band-band hardcore Manado seperti Fistful Threats dan Mepuzo. 

Rebirth In Pain merupakan pengenalan yang sempurna terhadap musik Exfetus sekaligus melanjutkan estafet obor metallic hardcore/metalcore kota Manado. Band ini berencana akan melakukan tur untuk mempromosikan rilisan ini dan sambil menunggu Exfetus datang ke tempatmu silahkan dengarkan EP mereka di laman bandcamp No Match: https://nomatchrecords.bandcamp.com/album/rebirth-in-pain

Tracklist: 
1. IV•III•I
2. War From Grave
3. Impulsive
4. Under A Red Sky of Death





Senin, 04 Agustus 2025

SEBUAH MANIFESTO STAGE DIVING YANG CERIA

Dalam suatu ruang liminal yang sempit antara udara dan lengan manusia, terjadilah sebuah ritual purba: stage diving. Sebuah lompatan ke kekosongan penuh harap, iman, dan adrenalin. Ini bukan sekadar aksi, tapi sebuah pernyataan keberadaan: "Aku ada, dan aku melayang!"


Melalui dokumentasi teman-teman semua, terkumpul beberapa arsip visual tentang keberhasilan-keberhasilan kecil yang penuh heroisme: tubuh-tubuh terbang bagai komet komunal, mendarat di lautan manusia yang entah sadar atau tidak bahwa mereka sedang menjadi matras hidup.



Setiap lompatan adalah momentum, dan makna. Apakah gravitasimu cukup ringan untuk ditangkap? Apakah tangan-tangan di bawahmu cukup percaya untuk menerima? Apakah kita masih bisa bersenang-senang tanpa perlu cedera leher?


Mari kita budayakan kembali stage diving yang aman, ceria, dan penuh kesadaran kolektif. Bukan sekadar demi gaya, tapi demi menjaga ekosistem moshpit agar tetap menjadi tempat yang membebaskan, bukan melukai.


Angkat tanganmu bukan hanya untuk menunjang, tapi untuk menyambut. Melompatlah bukan karena ingin dilihat, tapi karena ingin berbagi gravitasi. Jangan biarkan ruang moshpit menjadi arena berbahaya. Jadikan ia sebuah kegembiraan yang aneh dan nyata – seperti hidup itu sendiri. (Addy Londo)