Kamis, 21 Agustus 2025

Exfetus Release EP “Rebirth in Pain”


REBIRTH IN PAIN - Unit hardcore terbaru asal Manado, Exfetus baru saja merilis EP perdana mereka yang berisikan 4 lagu lewat No Match Records. Band ini berisikan generasi muda scene hardcore Manado yang selalu memenuhi arena moshpit di gigs-gigs lokal, dan sekarang mereka bersatu untuk membuat soundtrack mosh mereka sendiri.

Rebirth In Pain menyuguhkan empat trek dengan formula metalcore ala 2000-an mengingatkan kita pada band-band rilisan Trustkill Records dan Ferret Records. Exfetus menggabungkan elemen-elemen melodius dan melankolis dari Melodic Death Metal Skandinavia dan juga pola riff gitar New York Hardcore menjadi satu. Mereka juga sempat menyelipkan vokal clean dalam trek ketiga Impulsive yang sekilas terdengar diambil langsung dari As I Lay Dying dkk. EP perdana mereka ini direkam dan diproduseri oleh Firman Pakaya (BLACKCATAUDIO) yang dikenal juga atas campur tangannya dalam band-band hardcore Manado seperti Fistful Threats dan Mepuzo. 

Rebirth In Pain merupakan pengenalan yang sempurna terhadap musik Exfetus sekaligus melanjutkan estafet obor metallic hardcore/metalcore kota Manado. Band ini berencana akan melakukan tur untuk mempromosikan rilisan ini dan sambil menunggu Exfetus datang ke tempatmu silahkan dengarkan EP mereka di laman bandcamp No Match: https://nomatchrecords.bandcamp.com/album/rebirth-in-pain

Tracklist: 
1. IV•III•I
2. War From Grave
3. Impulsive
4. Under A Red Sky of Death





Senin, 04 Agustus 2025

SEBUAH MANIFESTO STAGE DIVING YANG CERIA

Dalam suatu ruang liminal yang sempit antara udara dan lengan manusia, terjadilah sebuah ritual purba: stage diving. Sebuah lompatan ke kekosongan penuh harap, iman, dan adrenalin. Ini bukan sekadar aksi, tapi sebuah pernyataan keberadaan: "Aku ada, dan aku melayang!"


Melalui dokumentasi teman-teman semua, terkumpul beberapa arsip visual tentang keberhasilan-keberhasilan kecil yang penuh heroisme: tubuh-tubuh terbang bagai komet komunal, mendarat di lautan manusia yang entah sadar atau tidak bahwa mereka sedang menjadi matras hidup.



Setiap lompatan adalah momentum, dan makna. Apakah gravitasimu cukup ringan untuk ditangkap? Apakah tangan-tangan di bawahmu cukup percaya untuk menerima? Apakah kita masih bisa bersenang-senang tanpa perlu cedera leher?


Mari kita budayakan kembali stage diving yang aman, ceria, dan penuh kesadaran kolektif. Bukan sekadar demi gaya, tapi demi menjaga ekosistem moshpit agar tetap menjadi tempat yang membebaskan, bukan melukai.


Angkat tanganmu bukan hanya untuk menunjang, tapi untuk menyambut. Melompatlah bukan karena ingin dilihat, tapi karena ingin berbagi gravitasi. Jangan biarkan ruang moshpit menjadi arena berbahaya. Jadikan ia sebuah kegembiraan yang aneh dan nyata – seperti hidup itu sendiri. (Addy Londo)