Desire To Bleed adalah band hardcore asal Malang yang pertama kali dibentuk di studio IKABAMA UMM yang mana IKABAMA sendiri adalah UKM musik dari universitas Muhammadiyah Malang. Mereka mengusung genre hardcore Beatdown dengan sedikit experimental modernisasi dengan alasan supaya lebih fresh ataupun ada pembaharuan baru
DESIRE TO BLEED Didirikan pada tahun 2023 yang beranggotakan : -Jisung (Vocal)
-Dapuk (Lead Guitar)
-Zidane (Rhythm Guitar)
-Dava (Bass)
-Azhar (Drum)
Sedikit cerita semua anggota Desire adalah anggota dari Unit Kegiatan Mahasiswa musik dan event IKABAMA UMM yang berasal dari berbagai angkatan diklat. Sebelumnya band ini bernamakan Made In Pain yang lahir pada tanggal 6 maret 2023 dengan berlatar belakang suasana studio IKABAMA UMM, awal aspek terbentuk dikarenakan memiliki hobby yang sama dan memiliki ketertarikan serius terhadap genre hardcore. Ditambah beberapa anggota yang menaruh keresahan terhadap isu sosial yang makin marak terjadi lalu dirasakan memiliki kepekaan yang sama membuat sakit maka saat itu terbentuklah band ini yang diberi nama Made In Pain.
Made In Pain sendiri berawal dari kata ”Pain” yang artinya rasa ”Sakit” terhadap pengalaman pribadi dan isu-isu sosial seperti Victim on social, bullying atau hal kejahatan lainnya yang berkaitan dengan kebebasan bersosial. Kata “made in” yang artinya “di buat” yang mana jika disatukan “made in pain” memiliki makna “dibuat sakit” maksud dari nama tersebut adalah ingin memunculkan bagaimana rasa sakit itu tercipta entah dalam sudut pandang sebagai orang yang resah terhadap sekitar yang penuh keruh akan problematik sosial terjadi ataupun memberikan sudut pandang sebagai korban yang menuai rasa sakit dari susahnya bertahan di kehidupan sosial yang penuh akan drama, cacian, pengkhianatan, diskriminasi dan ekspresi yang kurang baik oleh lingkungan sekitar
Lalu setelah selang waktu beberapa kali, kami berdiskusi tentang nama dan akhirnya kita sepakat untuk mengganti nama menjadi Desire. Kata “Desire” sendiri memliki arti yaitu “menginginkan” makna yang kami ambil dari menginginkan ini adalah pemberiaan stigma kepada semua orang bahwa kebebasan seseorang dalam bersosialisasi jangan lah terlalu dikekang dan berilah kebebasan seperti halnya bagaimana memanusiakan manusia dengan layak, semua sama tidak terbatas status ataupun strata. Pemberian nama ini juga tidak terlepas dari penamaan band awal ini dibentuk,melalui keresahan isu sosial yang marak terjadi, terutama diskriminasi dan bullying victim. Harapan desire pun masih sama ingin memberikan POV terhadap semua makhluk sosial agar mengerti efek dan bagaimana jika keadaan tersebut terjadi pada diri sendiri sebagai korban yang mengalami isu sosial tersebut dengan dibalut karya lagu, deisre bergenre hardcore beatdown yang di susun lebih mengikuti perkembangan musik dan sedikit dibalut beberapa petuah pembangkit dalam beberapa karya yang akan di rilis nantinya.

DESIRE TO BLEED melahirkan Single pertamanya Berjudul “Crack All Crap” Omong Kosong terhadap playing victim pelaku tindakan kekerasaan bullying dan diskriminasi di kehidupan sosial
Pada pertengahan bulan Juli tahun 2023, DESIRE melahirkan single pertamanya berjudul”crack All Crap”dengan musik yang pekat akan hardcore Beatdown dengan formasi lima personil.
DESIRE TO BLEED adalah band bergenre Hardcore Beatdown Experimental yang ada di kota Malang, Jawa Timur, Indonesia. Band ini beranggotakan jisung sebagai Vokalis, Dapuk sebagai Lead Guitarist, Zidane sebagai Ryhtm Guitarist, Dava sebagai Bassist, dan Azhar sebagai Drummer.
Dalam lagu ”Crack All Crap” kami menceritakan keresahan kami akan perilaku bullying dan Diskriminasi pada makhluk sosial saat ini yang semakin membabi buta, berperilaku seakan tidak mengerti bagaimana hidup ini berkembang dan berjalan secara sosial, yang mana kita hidup harus menerapkan memanusiakan manusia lainnya. Mendiskriminasi dan bullyng sering terjadi dan marak dilakukan dari segala usia maupun elemen tak terlebih di sekitar lingkungan terdekat maupun di luar negeri. Berawal dari kata kata candaan yang berangsur angsur dibawa dalam kondisi dan situasi apapun yang menjadi kebiasaan sendiri untuk cara mengejek makhluk sosial yang dikata berbeda dari lainnya, seperti diskriminasi terhadap ras, suku, kulit, bahkan postur tubuh yang tak luput dari bahan candaan.
Beberapa pelaku selalu melakukan playing victim jika di tunjuk bersalah dan mengakui itu semua hanya sebuah “candaan semata” dan tidak sedikit pun yang mengklaim bahwa justru korban lah yang “baperan” ini yang menjadi keresahan kami. Dimana letak nurani seorang manusia yang tega melihat manusia lainnya di injak injak seolah tidak ada harga dirinya, dimanakah akal sehatnya setiap kata kata yang menyakiti hanya dijadikan sebuah candaan? Perlu digaris bawahi bahwa tindakan bullying tersebut sudah memasuki tindakan kekerasan secara verbal. Omong kosong terhadap candaan yang harus mengaitkan dengan ras, suku, kulit ataupun hal sensitif lainnya, omong kosong terhadap sikap pembullyan namun di kemas jadi sebuah ejekan, omong kosong jika manusia memiliki perbedaan maka pantas juga mendapat perlakuan yang berbeda. Mereka tidak tau efek sakit setelah mendapat perlakuan kurang baik, mereka tidak akan tau keluh kesah bagaimana korban di penuhi dengan ketakutan, mereka tidak akan mengerti susahnya membentuk kepercayaan terhadap orang lain lagi karena besarnya trust issue di masa lalu.
Harapan Desire pada lagu ini agar memberikan bahwa pandangan untuk makhluk sosial agar lebih mengerti bagaiamana cara menghargai manusia lainnya, bahwa mereka tau para korban tersebut susah lagi untuk beradaptasi dan memiliki trust issue terlebih lagi untuk mengenal orang orang baru di kehidupannya. Omong kosong untukmu pelaku pelaku pembullyan dan diskriminasi, semoga nantinya tidak akan terjadi lagi kekerasan dalam lingkup sosial ini.
Written : DESIRE TO BLEED
Composed : Dicky Danovan
Produced by : DESIRE TO BLEED
Instagram : desiretobleeddd