Minggu, 27 Agustus 2023

STEPDOWN Press Release E.P Album “LEFT TO BLEED”

Stepdown adalah salah satu unit underground asal kota kecil di Jawa Tengah, yaitu Boyolali. Terbentuk pada tahun 2014, band ini digawangi oleh 5 pemuda yaitu Febby (vokal), Vicky (gitar), Mikhael (gitar), Gunov (bass) dan Wakhid (drum).

Sebelum menjadi satu kesatuan pada lini terakhir saat ini, tiap anggota memiliki latar belakang musik dan perjalanan dengan band-band mereka sebelumnya, entah death metal, thrash metal, hardcore punk, bahkan pop punk. Namun dengan semangat dan tujuan yang sama, mereka mampu berjalan hampir 9 tahun, dan akan tetap berlanjut.

Stepdown mengusung aliran utamanya yaitu old- school hardcore/beatdown, yang terinspirasi dari band seperti Alea Jacta Est. dan Get The Shot, namun masih mencampurkan banyak unsur aliran dari band-band seperti Gorilla Biscuits, Iron Age, Vein.fm, Eyehategod, bahkan Darkthrone.

Setelah 9 tahun berjalan dan merilis 2 single pertama mereka yakni "Nothing Can Stop Us" dan "Conflict", akhirnya mereka dapat menyatukan pikiran untuk melahirkan album EP pertamanya yang berjudul "Left To Bleed". Sebuah album berisikan 6 track, yang bercerita tentang proses kehidupan, tentang titik balik, dan pelajaran yang dapat diambil pada apa yang telah terjadi. Suatu tema yang cukup relevan bagi anak-anak muda yang mungkin bisa dikatakan mengalami "quarter life crisis" ketika mereka mulai menginjak proses pendewasaan.

Dengan sentuhan "sound architect" dari Winsome Studio, yaitu Wildan Andhi, album ini memberikan kesan "chaos and filthy", namun masih terasa megah, seperti perpaduan antar album "From The Unforgiving Arms Of God" dan "Left Hand Path"

Album EP "Left To Bleed" telah tersedia dalam bentuk rilisan fisik berupa kaset pita yang dapat dibeli melalui label rekaman Wasteland Records.


Instagram : @stepdown__

Spotify : https://open.spotify.com/artist/2cDl3CmV2KU6ZYUjJdwKrT? si=RzQIwi_PQD6pCP1shuPLQA

Bandcamp : https://wastelandrecords.bandcamp.com/track/insisted Soundcloud : https://m.soundcloud.com/stepdownhc_official


Sabtu, 26 Agustus 2023

Kids Gangster meluncukan EP perdana bertajuk ‘’Rebellion’’.

Kids Gangster adalah metal hardcore yang dibalut nuansa beatdown asal kota Tebing Tinggi, Sumatra Utara yang terbentuk pada tahun 2014 dan beranggotakan Tomi sebagai vokalis, Orlando sebagai gitaris, Febry sebagai bassist, dan Risa perempuan satu-satunya di Kids Gangster sebagai penggebuk drum.



Pada pertengahan tahun 2016 Kids Gangster berhasil meluncurkan 2 single yang berjudul ‘’ Are You Ready & Bangkit dan Melawan ‘’ yang bisa di dengarkan melalui seluruh digital streaming platform favorit kalian. Dan Kini Kids Gangster baru saja meluncukan EP perdana nya pada tahun 2023 yang bertajuk ‘’Rebellion’’.

Rebellion menceritakan tentang keresahan sekelompok kaum yang dihancurkan mimpinya oleh penguasa dan mencoba untuk bangkit dan merubah keadaan yang kini sudah hancur dibuat para penguasa yang tak bertanggung jawab tersebut.

Lyric di lagu-lagu ini diangkat dari cerita nyata yang ada disekitaran lingkungan kami berada, sehingga lyric dalam lagu-lagu ini memiliki kesan yang begitu meresahkan, arogan, dan lantang dalam penyebutan sang vokalis. Dalam proses pembuatan EP kami juga ter-influence dari beberapa band seperti Get The Shot & Knocked Loose.

EP perdana kami tersebut bisa di dengarkan di official bandcamp Kids Gangster saat ini, dan akan disusul di platform digital lainnya.


Instagram : kidsgangster_hc

ENDGATE, kembali merilis Single terbaru yang berjudul "Beyond Chaos, into The Void"

Endgate yang merupakan Band asal Gianyar - Bali. Endgate kembali merilis Single  terbaru yang berjudul "Beyond Chaos, into The Void". Single ini menjadi penanda kedua bahwa pengaruh sound yg dikemas tidak lepas jauh dari pengaruh post metal, swedish death metal, hardcore/punk, Atmospheric, Sludge, Drone serta Neocrust yang bertujuan meramu refrensi berbeda dari setiap isi kepala personil menjadi karakter yg lahir di karya endgate itu sendiri dan bahan penulisan yang diusung untuk single ini memakai sudut personal memaknai kehidupan sebagian orang yang tak pernah diberkahi dan membawa kutukan penderitaan yang mau tidak mau menjadi beban dan luka yang harus dipikul sampai tiba bertemu dengan hampa.

Proses kreatif saat merekam single “Beyond Chaos, into The Void” dilakukan dua hari yang dimana pada tanggal 20 Juli 2023 kami melakukan rekaman drum di fantazy record yang di monitoring langsung oleh Guz Cilik, lalu dilanjutkan rekaman guitar, bass dan vocal di House Record yang dimonitoring langsung oleh Ray Febriady. Dan setelah itu tanggal 30 Juli 2023 hingga tanggal 13 Agustus 2023. Kami melakukan tahap mixing dan mastering dilakukan oleh Indra Cahya Septian di Texas Sicklab.

Dalam proses dari semua rekaman yang dilakukan mendapat tantangan bagaimana menggabungkan refrensi karakter sound dari masing - masing personil yang berbeda beda dalam hal ini kami selalu berdiskusi antara personil dan juga operator agar mendapatkan sound yang kami inginkan.

Dari segi musikal, beberapa referensi sub-genre yang  jadikan acuan. Formula yang kami terapkan adalah banyak berdiskusi untuk menentukan bagian bagian atau elemen apa saja yang kami ambil dari refrensi genre yang kami ikuti. Agar kami bisa menemukan karakteristik tersendiri dari endgate yang mungkin bisa dibilang tidak sepenuhnya berpatokan dari satu genre/ sub genre saja. Saat meracik komposisi serta aransemen “Beyond Chaos, into The Void”, kami banyak menyerap elemen sebagai inspirasi beberapa seperti Entombed, Amenra, Isis, Fall of efrafa, Neurosis , Alcest dan lainnya. Jika dibanding single pertama kami “Circle of Despair”, Perbedaan yang paling mendasar mungkin bisa dibilang rasa dari instrumen nya yang dimana “Circle of Despair” lebih condong ke arah Swedish Death Metal dan Hardcore/punk dibanding “Beyond Chaos, into The Void” yang lebih banyak pendekatan post metal nya walaupun seperti itu untuk karakter sound tetap sama mempertahankan kasarnya karakter chainsaw dari HM2 yang dipadukan dengan Lead bernuansa atmospheric / drone / ambient dan Untuk sound drumm dengan low tuning dan identik dengan cymbal ukuran besar dan snare sedikit reverb & kick yang boomy agar terdengar lebih tradisional dan sedikit kasar tetapi tetap padat dan memiliki ambient dengan nafas yang sedikit basah dan dikarakter vocal pada “Beyond Chaos, into The Void” sound nya lebih kami mundurkan dari instrumen lalu menambahkan beberapa preset efek. Setelah perilisan ”Beyond Chaos, into The Void”, kami berencana merampungkan sisa materi yang akan kami garap sedikit demi sedikit dan seiring dengan menabung juga karena kami ingin mengelarkan semua materi yang akan kami rangkum dan dirilis dalam bentuk Album penuh. 

Endgate sendiri diisi oleh Adhimas Haryo Banu Redhitya (vokal), Gusti ngurah wanda (Guitar Lead), Dewa Alit Putra  Guitar Rythem), Wayan Adi Putrawan (Bass), Ida Bagus Nanda (Drum).


Instagram : @sufferto_endgate

bandcamp: https://skullismrecords.bandcamp.com/track/endgate-beyond-chaos-into-the-void

Press Release: Righting Wrong - Malapetaka (2023), Sebuah Peluru Cepat Menjelang 2024



MALAPETAKA! Kali ini Righting Wrong, dengan formasi lengkap Reza (Vocal), Saddam (Gitar), Sahrul (Bass), Kemmal (Drum). Menjelang pesta demokrasi yang ada di depan mata yaitu 2024 tepatnya, Gelagat Politikus akan dimulai! Mulai terendus gerak gerik depan kamera hanyalah pencitraan belaka! Semua yang keluar dari politikus termasuk janji janji manis adalah kebohongan belaka. Selalu ada bualan maut dan tepatnya berujung MALAPETAKA! 



Band asal Pekalongan yang terbentuk dari 2006 ini mengeluarkan single “MALAPETAKA” yang menjadi ancang ancang untuk merilis album penuh selanjutnya yang patut diantisipasi! Jadi, silahkan disimak!

Instagram : rightingwronghc
                   samstrongrecord
Sportify    : Righting Wrong




Minggu, 06 Agustus 2023

SLUGFESS MUNTAHKAN POLKIS DOOM KE HARDCORE PUNK


 

Single terbaru dari band hardcore punk SLUGFESS (Jember), berjudul POLKIS DOOM. Menceritakan tentang ketimpangan aparatur negara dalam menegakkan keadilan yang murni, sehingga lagu ini merespon semua hal yg dilakukan mereka dengan sadar!



Penggalan lirik dari lagu Polkis Doom ini mewakilkan untuk mereka 'HATI-HATI MUSNAH KAU BERMAIN DENGAN NYAWA' . Cek This! Single dari SLUGFESS!


Instagram : slugfesspunx

DESIRE TO BLEED

Desire To Bleed adalah band hardcore asal Malang yang pertama kali dibentuk di studio IKABAMA UMM yang mana IKABAMA sendiri adalah UKM musik dari universitas Muhammadiyah Malang. Mereka mengusung genre hardcore Beatdown dengan sedikit experimental modernisasi dengan alasan supaya lebih fresh ataupun ada pembaharuan baru

DESIRE TO BLEED Didirikan pada tahun 2023 yang beranggotakan : -Jisung (Vocal)
-Dapuk (Lead Guitar)
-Zidane (Rhythm Guitar)
-Dava (Bass)
-Azhar (Drum)


Sedikit cerita semua anggota Desire adalah anggota dari Unit Kegiatan Mahasiswa musik dan event IKABAMA UMM yang berasal dari berbagai angkatan diklat. Sebelumnya band ini bernamakan Made In Pain yang lahir pada tanggal 6 maret 2023 dengan berlatar belakang suasana studio IKABAMA UMM, awal aspek terbentuk dikarenakan memiliki hobby yang sama dan memiliki ketertarikan serius terhadap genre hardcore. Ditambah beberapa anggota yang menaruh keresahan terhadap isu sosial yang makin marak terjadi lalu dirasakan memiliki kepekaan yang sama membuat sakit maka saat itu terbentuklah band ini yang diberi nama Made In Pain.

Made In Pain sendiri berawal dari kata ”Pain” yang artinya rasa ”Sakit” terhadap pengalaman pribadi dan isu-isu sosial seperti Victim on social, bullying atau hal kejahatan lainnya yang berkaitan dengan kebebasan bersosial. Kata “made in” yang artinya “di buat” yang mana jika disatukan “made in pain” memiliki makna “dibuat sakit” maksud dari nama tersebut adalah ingin memunculkan bagaimana rasa sakit itu tercipta entah dalam sudut pandang sebagai orang yang resah terhadap sekitar yang penuh keruh akan problematik sosial terjadi ataupun memberikan sudut pandang sebagai korban yang menuai rasa sakit dari susahnya bertahan di kehidupan sosial yang penuh akan drama, cacian, pengkhianatan, diskriminasi dan ekspresi yang kurang baik oleh lingkungan sekitar

Lalu setelah selang waktu beberapa kali, kami berdiskusi tentang nama dan akhirnya kita sepakat untuk mengganti nama menjadi Desire. Kata “Desire” sendiri memliki arti yaitu “menginginkan” makna yang kami ambil dari menginginkan ini adalah pemberiaan stigma kepada semua orang bahwa kebebasan seseorang dalam bersosialisasi jangan lah terlalu dikekang dan berilah kebebasan seperti halnya bagaimana memanusiakan manusia dengan layak, semua sama tidak terbatas status ataupun strata. Pemberian nama ini juga tidak terlepas dari penamaan band awal ini dibentuk,melalui keresahan isu sosial yang marak terjadi, terutama diskriminasi dan bullying victim. Harapan desire pun masih sama ingin memberikan POV terhadap semua makhluk sosial agar mengerti efek dan bagaimana jika keadaan tersebut terjadi pada diri sendiri sebagai korban yang mengalami isu sosial tersebut dengan dibalut karya lagu, deisre bergenre hardcore beatdown yang di susun lebih mengikuti perkembangan musik dan sedikit dibalut beberapa petuah pembangkit dalam beberapa karya yang akan di rilis nantinya.



DESIRE TO BLEED melahirkan Single pertamanya Berjudul “Crack All Crap” Omong Kosong terhadap playing victim pelaku tindakan kekerasaan bullying dan diskriminasi di kehidupan sosial


Pada pertengahan bulan Juli tahun 2023, DESIRE melahirkan single pertamanya berjudul”crack All Crap”dengan musik yang pekat akan hardcore Beatdown dengan formasi lima personil.

DESIRE TO BLEED adalah band bergenre Hardcore Beatdown Experimental yang ada di kota Malang, Jawa Timur, Indonesia. Band ini beranggotakan jisung sebagai Vokalis, Dapuk sebagai Lead Guitarist, Zidane sebagai Ryhtm Guitarist, Dava sebagai Bassist, dan Azhar sebagai Drummer.

Dalam lagu ”Crack All Crap” kami menceritakan keresahan kami akan perilaku bullying dan Diskriminasi pada makhluk sosial saat ini yang semakin membabi buta, berperilaku seakan tidak mengerti bagaimana hidup ini berkembang dan berjalan secara sosial, yang mana kita hidup harus menerapkan memanusiakan manusia lainnya. Mendiskriminasi dan bullyng sering terjadi dan marak dilakukan dari segala usia maupun elemen tak terlebih di sekitar lingkungan terdekat maupun di luar negeri. Berawal dari kata kata candaan yang berangsur angsur dibawa dalam kondisi dan situasi apapun yang menjadi kebiasaan sendiri untuk cara mengejek makhluk sosial yang dikata berbeda dari lainnya, seperti diskriminasi terhadap ras, suku, kulit, bahkan postur tubuh yang tak luput dari bahan candaan.

Beberapa pelaku selalu melakukan playing victim jika di tunjuk bersalah dan mengakui itu semua hanya sebuah “candaan semata” dan tidak sedikit pun yang mengklaim bahwa justru korban lah yang “baperan” ini yang menjadi keresahan kami. Dimana letak nurani seorang manusia yang tega melihat manusia lainnya di injak injak seolah tidak ada harga dirinya, dimanakah akal sehatnya setiap kata kata yang menyakiti hanya dijadikan sebuah candaan? Perlu digaris bawahi bahwa tindakan bullying tersebut sudah memasuki tindakan kekerasan secara verbal. Omong kosong terhadap candaan yang harus mengaitkan dengan ras, suku, kulit ataupun hal sensitif lainnya, omong kosong terhadap sikap pembullyan namun di kemas jadi sebuah ejekan, omong kosong jika manusia memiliki perbedaan maka pantas juga mendapat perlakuan yang berbeda. Mereka tidak tau efek sakit setelah mendapat perlakuan kurang baik, mereka tidak akan tau keluh kesah bagaimana korban di penuhi dengan ketakutan, mereka tidak akan mengerti susahnya membentuk kepercayaan terhadap orang lain lagi karena besarnya trust issue di masa lalu.


Harapan Desire pada lagu ini agar memberikan bahwa pandangan untuk makhluk sosial agar lebih mengerti bagaiamana cara menghargai manusia lainnya, bahwa mereka tau para korban tersebut susah lagi untuk beradaptasi dan memiliki trust issue terlebih lagi untuk mengenal orang orang baru di kehidupannya. Omong kosong untukmu pelaku pelaku pembullyan dan diskriminasi, semoga nantinya tidak akan terjadi lagi kekerasan dalam lingkup sosial ini.


Written : DESIRE TO BLEED 

Composed : Dicky Danovan 

Produced by : DESIRE TO BLEED

Instagram : desiretobleeddd


FAKE - REFUSE TO SUFFER - FULL LENGHT ALBUM

          FAKE. Hardcore Unit yang berasal dari Kota Jepara, Jawa  Tengah yang beranggotakan Rizal pada vokal, Asyari pada gitar, Khoirul pada gitar, Hilmi pada Bass, dan Januar pada Drum. Sebelumnya Fake telah mengeluarkan dua single berjudul “DOWNFALL & NO MORE” dan kali ini akan merilis Album berisikan 11 Track. 


          Album perdana yang berjudul “Refuse to Suffer” yang berarti Menolak  untuk menderita. Sebuah kalimat yang cukup mewakili dari keseluruhan album FAKE.  Album ini menceritakan tentang proses pendewasaan diri dalam memahami arti dari  kehidupan. 


          Track pada album ini merupakan hasil eksplorasidengan berbagai elemen musik mulai dari  oldschool, heavy dan straight up hardcore ala EXPIRE & TERROR. Dengan kemasan sound  yang tebal, ciri khas hardcore era 2000an dan dilengkapi dengan nuansa gelap dan Lead Guitar yang menonjol untuk lebih mempertegas karakter dari FAKE. 


          Album Fake akan segera rilis dalam waktu dekat. Tampaknya Fake sedang mencari label yang nantinya akan bekerja sama untuk merilis Album ini. US Co-Director Album, Hanif Afnan dari Riverse Record/Hvrst Lab, berhasil memoles album ini secara maksimal dengan memberikan sound yang modern dan gahar, menambah citra 'tegas' dari band 



          Pemilihan Artwork Brillian dari M Andriyanto/Gandres sebagai Illustrator untuk  mengintepretasikan lirik-lirik yang ada ke dalam Artwork Album Refuse to Suffer.


Instagram: fakeisyourfriend

Contact: Rizal +6289653052104

Selasa, 01 Agustus 2023

ETERNAL REST (Interview)




Movement Zine: Excuse me, introduce me from the Movement Zine Indonesia. I'm interested in Eternal Rest from Leeds,UK. Because your music is like my favorite music, which is about the H8000 Belgian. Introduce yourself and your personnel.

Eternal Rest: I’m Jono and I do vocals in the band, other members are Adam and Dan on Guitar/Bass who play with me in another band called Killing Me Softly and then Ryan is our drummer who also plays in some other bands called Bloodfury and Spit.




Movement ZineWas the EP Angels in A Garden of Scarlet your first EP album?

Eternal Rest: Yeah it’s our debut, it was pretty delayed in coming out so there should hopefully be more music out this year at some point. Really wanting to do a split as well.


Movement ZineDo you also have the same influence, namely the H8000 Belgian?

Eternal RestH8000 was a super large part of the inspiration for the sound and the image as well. That era of hardcore just had everything perfected. There’s other bands as well that we love such as Arkangel and Avenged Sevenfold which is where we got the band name from. We want to incorporate some other influences in the future as well like Kickback and All Out War. 


Movement ZineDo you have a label or are you independent?

Eternal RestWe are on The Coming Strife Records based in the UK. One man operating label constantly putting out good releases. Well worth going through the discography and supporting them.


Movement Zine: Is there any future Tour information for Eternal Rest?

Eternal RestNothing planned at the moment, we’re mostly just playing one off shows. We have one coming up in Liverpool with xDevourx who are a great Belgian vegan straightedge band and then we’re playing with Faced Out from Spain. Some great UK bands on that show worth checking out as well: No Relief, Ordeal and Vertigo Flowers.


Movement ZineWhat are the media for accessing works from Eternal Rest?

Eternal Rest: Everything is the same. eternalresthc

Our music is on all streaming services, and on Bandcamp, it’s under The Coming Strife Records.


Instagram: eternalresthc

Bandcamp: eternalresthc

E-mail: eternalresthc@gmail.com