Minggu, 23 November 2025

Strait City Hardcore Mendidihkan Amarah: Grounded Rilis “Become A Beast” sebagai Seruan Berubah Jadi Monster



Representasi Strait City Hardcore (SCHC). Grounded kembali menggedor dari inti Strait City Hardcore (SCHC) dengan EP terbaru mereka, “Become A Beast” sebuah deklarasi perang terhadap penindasan, rasa kalah, dan segala bentuk belenggu yang menahan manusia dari menjadi dirinya yang paling liar dan paling jujur. Dirilis pada 5 November via Moshpit Record dan menjadi roster andalan Moshpit Records.

EP ini adalah potret gelap tentang manusia yang lahir dari luka. Bukan luka yang mematahkan, tapi luka yang membentuk tanduk, taring, dan keberanian. Grounded menulis perjalanan seseorang yang merasa gagal, pecah, ditolak tapi menolak mati. Dari bawah tanah, dari titik paling rendah, mereka menarik napas terakhir sebagai “manusia biasa” dan menghembuskannya kembali sebagai beast.

EP ini menggambarkan perjuangan melawan penindasan dan keinginan untuk menjadi diri sendiri dan bebas. Mereka yang pernah terluka dan tertindas dapat menjadi sosok yang kuat dan militan untuk melawan dan mengubah keadaan. (BECOME A BEAST) membahas tentang bagaimana manusia sering kali terjebak dalam siklus ketakutan dan penyesalan yang membentuk diri mereka. Luka-luka dari pengalaman masa lalu dapat membentuk kekuatan dalam diri seseorang, meskipun awalnya membelenggu.

EP ini menggambarkan perjalanan seseorang yang awalnya merasa seperti pecundang dan tertolak, tetapi akhirnya menemukan kekuatan

untuk melawan dan mengubah dirinya menjadi sosok yang tangguh dan pemberani. Mereka yang pernah ditolak dan terluka dapat menjadi sosok yang kuat dan militan, tidak takut lagi untuk menghadapi tantangan dan mengubah nasib mereka. EP ini juga mengkritik narasi heroik yang sering kali terlalu disederhanakan dan tidak mencerminkan realitas kehidupan yang kompleks dan kejam.



TRACK LIST

  1. Intro
  2. Tertembak Terbantai
  3. Become A Beast
  4. Until I Found What I Want

Menjadi hewan buas Tanpa rasa takut ludahi stiap Ketakutan membelenggu Darah perjuangan terbayar lunas Tanpa menyerah Kuhantam sampai knockout

inilah semangat hardcore ~ Become A Beast


CREDITS

Recording : Firman Pakaya (AltergEgo Home studio) Mixing & Mastering : Roger Salawati (Moshpit Studio) Songwriter:

Tertembak Terbantai (Yehezkiel Tilaar) Become A Beast (Yehezkiel Tilaar & Rafael Markus) Until I found What I Want (Rafael Markus)

EP Artwork : Rafael Markus

Band Photos by : Weldy Borang

Coppy Writer by : Yehezkiel Tilaar & Roger Salawati




[Press Release] Colderveins Rilis Single Perdana “Leaving Love In Ruins” via Moshpit Records

10 November, Colderveins merilis single perdana berjudul “Leaving Love In Ruins”, sebuah karya yang lahir dari kisah nyata tentang trauma, penolakan, dan kepahitan cinta yang meninggalkan luka mendalam.

Single ini menjadi gerbang awal hadirnya Colderveins di skena hardcore nasional, membawa warna baru dari wilayah yang jarang terdengar.


Listen On :

Spotify 

https://open.spotify.com/track/60RqxHQEOK0u5rwQBh4UJr?si=xAj-Y6q_S4ar2ZrYWClidw&context=spotify%3Aalbum%3A6jUVU9tDQSkrdtmyCji7Md

Lyrics Video 

https://youtu.be/_603owO3gt0?si=LKG_oFi2o1aUPIg4

Bandcamp

https://moshpitrecs.bandcamp.com/track/leaving-love-in-ruins


Moshpit Records

Email: moshpitrecs@gmail.com

Instagram: @moshpitrecs


Bandcamp: https://moshpitrecs.bandcamp.com

Album rilis ENDGATE - Ballad of Broken Reality

Endgate  yang merupakan Band asal Gianyar - Bali yang diisi oleh :

Dhimas  ( Vocal )

Rahtu ( Lead guitar )

Alit ( Rythm guitar )

Pura ( Bass )

Nanda ( Drum )  

Endgate baru saja merilis album penuh setelah selama dua tahun penuh terbenam senyap

Di tanggal 18 Agustus 2025, kitab penuh lahir dengan berjudul "Ballad of Broken Reality".

Album ini direkam bersama Fantazy Record (dipandu Guscilix) dan House Record (dipandu Ray Febriadi. Sementara proses mixing & mastering dipercayakan kepada Pandora Labs sebagai dapur pengolahan suara yang mempertegas intensitasnya.

Endgate merangkai sembilan track sebagai gugusan doa yang hangus dan serpihan dari kesadaran yang membusuk.

Raungan, ambient, dan kerusakan sonik dirangkai menjadi liturgi gelap.

Track seperti “Eternal Wound”, “Belenggu Purnama”, dan “The Savior Won’t Save Anything” menjadi perlawanan terbuka terhadap dogma, makna semu, dan harapan kosong.

Sedangkan “Empty Poem” dan “Florem Mortem” menghadirkan keheningan pahit dan ruang menerima kehancuran sebagai akhir yang sah.

“We live with eternal wounds. Hurt. Forever with pain.”

Ballad of Broken Reality adalah perjalanan atmosferik nan apokaliptik, menyatukan post-metal,

ambient, neocrust, dan hardcore.

Sebuah elegi bagi luka batin, keterasingan spiritual, dan realitas yang tak bisa lagi diselamatkan.

Berikut kami lampirkan link beserta informasi lebih lengkap mengenai perilisan Album “Ballad of Broken Reality”. 

"Stray" Is a New Chapter for Remoire: Romanticizing Wounds in Hardcore

 

Sidoarjo, 2025-Di penghujung musim gugur menuju penghujan, Remoire, pionir melodic hardcore asal Sidoarjo telah merilis single terbaru mereka yang bertajuk "Stray".


Dalam single mereka kali ini, mereka membawakan warna baru ke dalam karya mereka, membungkus romantisasi gejolak batin, amarah, dan ke-terpurukan yang diantarkan dengan riff tajam 'nan menyayat khas melodic hardcore. Dirilis oleh Siderise Records, kini "Stray" dapat di dengarkan di seluruh platform digital kesayangan kalian, sila dengarkan dan menarilah dengan kehilangan


Stray by Remoire

Release on : September 30, 2025

Produced by : Remoire

Recorded at : Rezroll

Engineered by : Remoire

Mixed & mastered at : Rezroll

Mixed & mastered by : Reza

Lyric written by : Adhi Septia, mochammad Ghufron

Song composed by : Remoire

Band photo by : Dodok

Artwork by : Remoire


Deserve are :

Vocal : Daniel

Guitar 1 : Adhi Septia

Guitar 2 : Mochammad Ghufron

Bass : Ardhi

Drum : Igo

Minggu, 07 September 2025

PRESS RELEASE: BERSAMA SKULLISM RECORDS, AKIMBO CLUB MERILIS SINGLE “COLD WORLD”

Quartet Hardcore asal Denpasar - Bali, Akimbo Club baru saja merilis single baru bertajuk Cold World. Sebuah sajian penanda langkah baru mereka untuk produktif bersama Skullism Records, salah satu Independent Label bawah tanah paling aktif dari Kota Denpasar saat ini. Sajian musik kencang, to the point nan lugas ini sudah dapat didengarkan pada seluruh platform digital Akimbo Club.


Cold World adalah cara Akimbo Club untuk melawan dunia yang saat ini penuh rasa sakit, di-asing-kan, dan acuh tak acuh dengan dibungkus karakter vocal growl, distorsi keras, dalam beat yang kencang. Secara visual artwork, mereka bekerjasama dengan Eko Cahyo Riadi yang juga merupakan personil Band Hardcore No Wasted. Ia menggambarkan amarah dari lagu ini dengan wujud iblis yang mewakili emosi dari dalam diri. Agung (gitar) menuturkan proses penggarapan lagu ini dibuat dengan melibatkan keempat personil. “Biasanya tuh antara dimulai dengan riff gitar saya dulu baru disusul oleh si drummer & bassist mematangkan beatnya mau gimana”. Cuma untuk lagu ini kebetulan kita dalam studio barengan aja gitu secara spontan keluar semua konsepnya barengan. Mungkin energinya lagi sama semua jadi lagunya bisa kita susun se-tegas itu sih.” Jagadhita (vokalis) menambahkan, lagu ini harapannya bisa mewakili amarah dari segelintir orang yang terlanjur hancur dan ingin bangkit untuk melawan dunia yang gelap dan tidak adil belakangan ini. Durasi 90 detik dari lagu ini sudah cukup untuk penyampaian energi yang lugas dan straight to the point. Proses mixing & mastering, dipercayakan penuh kepada Dendan (Aerated) yang juga merupakan engineer dari Kenya, dan band hardcore Bali lainnya.

Cold World merupakan pertanda produktif Akimbo Club sebagai wujud keterlibatan mereka dalam scene Hardcore Bali saat ini dan dengan bergabungnya band ini bersama Skullism Records, mereka ingin mematangkan niat untuk segera merilis karya lebih banyak lagi dengan harapan bisa hadir sebuah EP pada Oktober mendatang dan tentu dilanjutkan dengan ibadah tour setelahnya. Semoga rilisan ini dapat dinikmati dimanapun, terimakasih!


Lyric:

World is cold

All mercy been deprived Hurt and pain

The only thing i feel

That's the way how we live Suffering till the end of time Honed your soul

Clenched your fist

Nobody cares till you pretty or dead Eooooo

The shit that i've been thru This life that has no truth Back up now

Im coming thru



Composer: Akimbo Club

Lyric by: Jagadhita

Band Member: Jagadhita (Vocal), Agung Pranata (Guitar), Dede Surya (Bass), Dede Premana (Drum).

Mixing & Mastering Engineer: Dendan Rukmananda

Press Release: Chandra Raditya

Follow us via Instagram @akimbo.club for more information!

Kamis, 21 Agustus 2025

Exfetus Release EP “Rebirth in Pain”


REBIRTH IN PAIN - Unit hardcore terbaru asal Manado, Exfetus baru saja merilis EP perdana mereka yang berisikan 4 lagu lewat No Match Records. Band ini berisikan generasi muda scene hardcore Manado yang selalu memenuhi arena moshpit di gigs-gigs lokal, dan sekarang mereka bersatu untuk membuat soundtrack mosh mereka sendiri.

Rebirth In Pain menyuguhkan empat trek dengan formula metalcore ala 2000-an mengingatkan kita pada band-band rilisan Trustkill Records dan Ferret Records. Exfetus menggabungkan elemen-elemen melodius dan melankolis dari Melodic Death Metal Skandinavia dan juga pola riff gitar New York Hardcore menjadi satu. Mereka juga sempat menyelipkan vokal clean dalam trek ketiga Impulsive yang sekilas terdengar diambil langsung dari As I Lay Dying dkk. EP perdana mereka ini direkam dan diproduseri oleh Firman Pakaya (BLACKCATAUDIO) yang dikenal juga atas campur tangannya dalam band-band hardcore Manado seperti Fistful Threats dan Mepuzo. 

Rebirth In Pain merupakan pengenalan yang sempurna terhadap musik Exfetus sekaligus melanjutkan estafet obor metallic hardcore/metalcore kota Manado. Band ini berencana akan melakukan tur untuk mempromosikan rilisan ini dan sambil menunggu Exfetus datang ke tempatmu silahkan dengarkan EP mereka di laman bandcamp No Match: https://nomatchrecords.bandcamp.com/album/rebirth-in-pain

Tracklist: 
1. IV•III•I
2. War From Grave
3. Impulsive
4. Under A Red Sky of Death





Senin, 04 Agustus 2025

SEBUAH MANIFESTO STAGE DIVING YANG CERIA

Dalam suatu ruang liminal yang sempit antara udara dan lengan manusia, terjadilah sebuah ritual purba: stage diving. Sebuah lompatan ke kekosongan penuh harap, iman, dan adrenalin. Ini bukan sekadar aksi, tapi sebuah pernyataan keberadaan: "Aku ada, dan aku melayang!"


Melalui dokumentasi teman-teman semua, terkumpul beberapa arsip visual tentang keberhasilan-keberhasilan kecil yang penuh heroisme: tubuh-tubuh terbang bagai komet komunal, mendarat di lautan manusia yang entah sadar atau tidak bahwa mereka sedang menjadi matras hidup.



Setiap lompatan adalah momentum, dan makna. Apakah gravitasimu cukup ringan untuk ditangkap? Apakah tangan-tangan di bawahmu cukup percaya untuk menerima? Apakah kita masih bisa bersenang-senang tanpa perlu cedera leher?


Mari kita budayakan kembali stage diving yang aman, ceria, dan penuh kesadaran kolektif. Bukan sekadar demi gaya, tapi demi menjaga ekosistem moshpit agar tetap menjadi tempat yang membebaskan, bukan melukai.


Angkat tanganmu bukan hanya untuk menunjang, tapi untuk menyambut. Melompatlah bukan karena ingin dilihat, tapi karena ingin berbagi gravitasi. Jangan biarkan ruang moshpit menjadi arena berbahaya. Jadikan ia sebuah kegembiraan yang aneh dan nyata – seperti hidup itu sendiri. (Addy Londo)

Rabu, 30 Juli 2025

SIXTOLS menghentak dalam EP mereka “Dedicated”

Setelah merilis single "Wake U Up" di bulan April tahun 2025 akhirnya kini SIXTOLS merilis album/ep ketiga bertajuk "DEDICATED". Pada single itu mereka melakukan rekaman dan proses mixing di plug studio. Untuk album /ep ini pelaksanaan mixing dan mastering di Invasion Studio.


Album ini berisikan 6 lagu yang dikerjakan selama kurang lebih 3 minggu proses rekaman. Direkam marathon sejak bulan maret. Materi di album ini sebanyak 5 lagu diambil dari materi lama SIXTOLS di tahun 2001 untuk album ketiga SIXTOLS yang terhenti karena suatu dan lain hal, sehingga menyebabkan SIXTOLS hiatus dari tahun 2001 sampai tahun 2025


Adapun personil SIXTOLS yang terlibat dalam pengerjaan album ini adalah formasi terakhir setelah mereka mengalami beberapa kali pergantian personil sejak dibentuk 1996 lalu. MereKa adalah Coky (gitar), ibenk (drum), Eriza (Bass) dan Andre Bhoker (Vokal).


Secara benang merah lirik di album ini bercerita tentang hal-hal yang terjadi di ruang lingkup pergaulan sosial, persahabatan, perjuangan dalam hidup dan kepergian sahabat yang dekat dengan mereka, Dimana personil sixtols sebelumnya telah meninggal diantaranya Erico (bass), Adit (gitar) dan Andre Edmond ( vokal ). Dan di album ini masih mempertahankan jenis musik yang sama dimana tetap mencampur unsur musik oi! Punk, hardcore dan ska. Di karenakan tiap personil terinfluence dengan band2 seperti discipline, agnostic front, cock sparrer, oxymoron dan operation ivy.


EP bertajuk ”Dedicated” ini dirilis secara digital diseluruh digital streaming music platform world wide pada 18 Juli 2025 dibawah label Siderise Records (Sidoarjo).

Senin, 28 Juli 2025

RUBY - “Melawan Stigma”

RUBY Adalah band dari kota palopo (Sulawesi Selatan) yang beranggotakan 4 orang yang dimana terdapat 3 perempuan dan 1 Pria, diantaranya Dini (Gitar) Zea (vocal) Jemima (drumer) Sohan (bass) 

RUBY kembali menyulut bara perlawanan lewat single kedua bertajuk “Melawan Stigma” lanjutan dari serangan awal mereka, “Kill Your Mind.” 

Jika “Kill Your Mind” adalah teriakan pertama melawan penjara mental yang dibentuk sistem, maka “Melawan Stigma” adalah hantaman lanjutan terhadap label-label yang mematikan.

Lagu ini berbicara tentang luka, penghakiman, dan kekuatan untuk tetap berdiri meski terus dikekang. 

Instagram: @_rubyhc Email: hcruby42@gmail.com bandcamp: https://rubyhc.bandcamp.com/track/melawan-stigma

Sabtu, 14 Juni 2025

Roger Salawati: Distorsi, Realitas, dan Peringatan dari Satu Dekade Soal Akhir Zaman

Nothing Is Greater, Nothing Is Lesser. Album Solo Gitar Eksperimental

Dirilis 3 Juni 2025


Roger Salawati adalah musisi asal Manado yang dikenal sebagai gitaris berpaham 

Straight Edge dari dua unit keras: Crushing Grief (Heavy Pop Punk) dan Slide (Punk 

Hardcore), bagian dari skena MBHC (Manado Bay Hardcore). Dalam proyek solonya 

ini, Roger tidak hanya menampilkan kebrutalan riff dan eksperimen sonik, tetapi juga 

menyuarakan keresahan mendalam terhadap dunia modern yang makin absurd.

Dikerjakan di Moshpit Studio Production oleh Roger sendiri pada Desember tahun lalu, 

akhirnya album ini dirilis pada 3 Juni 2025 lewat Moshpit Records dan Groove Garden 

Records. Nothing Is Greater, Nothing Is Lesser adalah album instrumental gitar dengan 

narasi puisi yang menghantam lewat distorsi tajam, atmosfer industrial, dan semangat 

THALL yang beringas. Berakar pada gaya eksperimental, metallic hardcore, dan 

nuansa Aussie hardcore, Roger menggabungkan teknik permainan ekstrem dengan 

refleksi sosial yang gelap dan kontemplatif.


Roger berkolaborasi/featuring, dengan tiga rekan produser, musisi untuk 

bergabung dalam visinya:

 Jona Mekel – gitaris dari band Straight Edge xMindset47x, dan produser di 

Secret Society Records. Ia berkolaborasi pada lagu Dyson Spheres.

 Aimran Zaman – gitaris dari AKTA, band progressive metalcore asal Malaysia, 

dan produser di Parallel Records Studio. Ia mengisi bagian solo gitar pada lagu 

Silent Nuclear Annihilation.

 Alif Asyraf Ryandiputra – drummer dari Dejected (Melodic Hardcore), Endgrave 

(Deathcore), dan Seetrushkin (Pop Punk), serta produser di Groove Garden 

Records. Ia turut memproduseri dan mengambar part drum dalam album ini.

KERESAHAN DI AKHIR ZAMAN

Album ini lahir dari kegelisahan Roger terhadap perkembangan teknologi global dari AI, 

neural networks, dan komputer kuantum, hingga potensi invasi luar angkasa. Di tengah 

masyarakat yang makin dikendalikan algoritma, media, dan ekonomi yang merosot, 

manusia kehilangan kendali atas waktunya sendiri, dan terputus dari relasi spiritual 

dengan Tuhan.

Roger menyuarakan peringatan itu melalui tujuh trek yang agresif dan reflektif.

“Ini bukan sekadar album gitar,” kata Roger. 

“Ini semacam protes dari dalam kepala gue, terhadap dunia yang katanya maju, tapi 

makin dingin dan kehilangan jiwa.”



ARTWORK AS A COLLAGE OF COLLAPSE AND IDENTITY


The album artwork is a collage of four symbolic images, visually reflecting the 
core themes of the record:
 Kiri atas: Perang tanpa akhir di Timur Tengah
 Kiri bawah: Puing kebakaran besar di Amerika yang sarat propaganda
 Kanan atas: Simbol kerajaan yang menggambarkan kekuasaan jahat yang 
tersembunyi
 Kanan bawah: Teluk Manado, representasi dari identitas Manado Bay Hardcore 
dari sudut pandang Roger sebagai saksi kekacauan global
TRACKLIST
1. A Century Of Liquidity Injection – tentang ekonomi yang memompa ilusi 
kemakmuran palsu
2. Silent Nuclear Annihilation – ancaman diam dari kehancuran global
3. Greedy Warfare – kerakusan yang dijustifikasi oleh ideologi
4. Dyson Spheres – simbol peradaban yang melampaui batas moral dan realitas
5. Nothing Is Greater, Nothing Is Lesser – relativisme nilai di dunia yang 
kehilangan kebenaran, mencari sesuatu yang tidak ada ujung nya
6. Conviction – teguh dalam kegilaan dan ancaman
7. Sometimes, We Have To Watch Our Life Fall Apart – menerima keruntuhan 
sebagai fase eksistensi


Hardcore from the future decade. Distortion that refuses to bow down. Roger Salawati 
doesn’t just play THALL, he breaks the structure of reality. This is a warning from a 
future that’s already arriving."
"Hard to avoid, this record brings hardcore to an entirely new level and merges it with a 
distinct style."
Hint : Pincer+ Vildhjarta Mirar Chamber Dealer Orthodox Converge Vein.fm
STREAM !!!
BandCamp
https://moshpitrecs.bandcamp.com/album/nothing-is-greater-nothing-is-lesser
Spotify
https://open.spotify.com/album/1m1SlWDaYLM9fd0CcdcBdy?si=-
Y1dwfcSTJC8SCGqpcyPPg
Info & Contact :
Instagram: @rogersalawati
Email: moshpitrecords@gmail.com
WhatsApp: +62 1242 686 654 Mikha

Jumat, 13 Juni 2025

Teori Kutu: Hardcore dengan Sentuhan Humor dan Kritik Sosial

Teori Kutu adalah band hardcore yang tidak hanya menghadirkan musik enerjik, tetapi juga menyampaikan kritik sosial dengan cara yang ringan, menghibur, dan bahkan sarkastik.

Band ini merilis EP debut mereka yang berjudul Remaja Masa Kini di bawah naungan Moshpit Records pada 1 April 2025. EP ini tersedia di semua platform streaming digital utama. Berasal dari Manado, Sulawesi Utara, Teori Kutu hadir sebagai band hardcore dengan suara yang segar dan unik.

Band yang terbentuk pada tahun 2024 ini merupakan proyek yang digagas oleh para pendiri dan kontributor Moshpit Records—sebuah label rekaman dan penyelenggara gigs musik hardcore berbasis di Manado.


LIRIK YANG BERBICARA TENTANG REALITA

Kolaborasi Teori Kutu dengan Moshpit Records bertujuan untuk memperkaya roster label tersebut dengan warna musik hardcore yang berbeda—dipenuhi humor, namun tetap tajam dalam menyuarakan kritik sosial. EP Remaja Masa Kini memuat lima lagu yang membahas berbagai persoalan nyata yang dihadapi oleh para remaja masa kini. Setiap lagu membawa pesan kritis terhadap fenomena sosial yang sedang marak terjadi.

Lirik-liriknya menggambarkan realita yang dialami generasi muda saat ini, yang sering terjebak dalam gaya hidup konsumtif dan keinginan akan segalanya yang serba instan. Salah satu potongan lirik yang menonjol berbunyi:

“Realita remaja masa kini: minjem duit, terbelit hutang,

Tapi ngopi setiap hari.

Bercita-cita kaya lewat judi online.

Stay Noll Everyday..”

TEORI KUTU

BAKUTU TOH NGONI!

Teori Kutu hadir bukan hanya untuk bikin gaduh, tapi juga untuk menyuarakan keresahan—menggunakan hardcore sebagai medium untuk mengekspresikan kegelisahan generasi muda. Remaja Masa Kini membuktikan bahwa musik bisa menjadi wadah yang kuat untuk menyampaikan suara dan kritik sosial, bahkan jika dibawakan dengan humor dan sindiran. Bagi para penikmat hardcore yang sudah bosan dengan tema-tema yang "terlalu serius", band ini jadi pilihan yang menyegarkan.



Daftar Lagu:

Bukan Anggur Merah – Mengangkat isu kesehatan

Setan – Membahas kebiasaan hidup dengan utang

Remaja Masa Kini – Mengkritik maraknya judi slot online

Bad Christmas Song – Menggambarkan kenyataan pahit para pekerja yang tetap harus bekerja saat hari raya tanpa libur

Lagu Spesial – Lagu instrumental post-punk berbahasa Rusia


TERBENTUKNYA TEORI KUTU

Motivasi di balik terbentuknya Teori Kutu adalah menciptakan musik yang tetap berakar pada genre hardcore, tapi dikemas dengan lirik dan tema yang jenaka namun tetap relevan. Formasi awal band ini terdiri dari Petrizky (vokal), Gabs (gitar), Jefta (bass), dan Roger (drum).

“Kami mulai kepikiran bikin proyek Teori Kutu ini setelah mantan vokalis (Petrizky Supit) datang ke Moshpit dan ngajak saya dan Roger buat bikin band yang fun, dengan lirik yang lucu, tapi tetap berdasarkan kisah nyata yang dia alami,” ujar Jefta.

Nama Teori Kutu sendiri punya makna yang cukup dalam—menggambarkan bagaimana lingkungan pertemanan bisa sangat memengaruhi kepribadian seseorang.

“Awalnya dari pesan almarhumah ibunya Petrizky yang pernah bilang: ‘Kalau bergaul dengan orang bakutu, pasti bakutu. Jadi perhatikan pergaulan, kalau nggak bawa dampak baik bahkan merugikan, jangan coba-coba.’ Dari situlah nama Teori Kutu lahir,” kenang Jefta.

Setelah menyelesaikan materi awal, Petrizky Supit memutuskan mundur dari posisi vokalis dan beralih menjadi manajer band. Pada tahun 2025, posisinya digantikan oleh Calvin Lanes yang memiliki karakter vokal serta kepribadian jenaka yang sejalan dengan identitas band.


For fans of: Gutalax, Terapi Urine, EXTERMINATION DISMEMBERMENT, Birdflesh, Jig-Ai