Kamis, 21 Agustus 2025

Exfetus Release EP “Rebirth in Pain”


REBIRTH IN PAIN - Unit hardcore terbaru asal Manado, Exfetus baru saja merilis EP perdana mereka yang berisikan 4 lagu lewat No Match Records. Band ini berisikan generasi muda scene hardcore Manado yang selalu memenuhi arena moshpit di gigs-gigs lokal, dan sekarang mereka bersatu untuk membuat soundtrack mosh mereka sendiri.

Rebirth In Pain menyuguhkan empat trek dengan formula metalcore ala 2000-an mengingatkan kita pada band-band rilisan Trustkill Records dan Ferret Records. Exfetus menggabungkan elemen-elemen melodius dan melankolis dari Melodic Death Metal Skandinavia dan juga pola riff gitar New York Hardcore menjadi satu. Mereka juga sempat menyelipkan vokal clean dalam trek ketiga Impulsive yang sekilas terdengar diambil langsung dari As I Lay Dying dkk. EP perdana mereka ini direkam dan diproduseri oleh Firman Pakaya (BLACKCATAUDIO) yang dikenal juga atas campur tangannya dalam band-band hardcore Manado seperti Fistful Threats dan Mepuzo. 

Rebirth In Pain merupakan pengenalan yang sempurna terhadap musik Exfetus sekaligus melanjutkan estafet obor metallic hardcore/metalcore kota Manado. Band ini berencana akan melakukan tur untuk mempromosikan rilisan ini dan sambil menunggu Exfetus datang ke tempatmu silahkan dengarkan EP mereka di laman bandcamp No Match: https://nomatchrecords.bandcamp.com/album/rebirth-in-pain

Tracklist: 
1. IV•III•I
2. War From Grave
3. Impulsive
4. Under A Red Sky of Death





Senin, 04 Agustus 2025

SEBUAH MANIFESTO STAGE DIVING YANG CERIA

Dalam suatu ruang liminal yang sempit antara udara dan lengan manusia, terjadilah sebuah ritual purba: stage diving. Sebuah lompatan ke kekosongan penuh harap, iman, dan adrenalin. Ini bukan sekadar aksi, tapi sebuah pernyataan keberadaan: "Aku ada, dan aku melayang!"


Melalui dokumentasi teman-teman semua, terkumpul beberapa arsip visual tentang keberhasilan-keberhasilan kecil yang penuh heroisme: tubuh-tubuh terbang bagai komet komunal, mendarat di lautan manusia yang entah sadar atau tidak bahwa mereka sedang menjadi matras hidup.



Setiap lompatan adalah momentum, dan makna. Apakah gravitasimu cukup ringan untuk ditangkap? Apakah tangan-tangan di bawahmu cukup percaya untuk menerima? Apakah kita masih bisa bersenang-senang tanpa perlu cedera leher?


Mari kita budayakan kembali stage diving yang aman, ceria, dan penuh kesadaran kolektif. Bukan sekadar demi gaya, tapi demi menjaga ekosistem moshpit agar tetap menjadi tempat yang membebaskan, bukan melukai.


Angkat tanganmu bukan hanya untuk menunjang, tapi untuk menyambut. Melompatlah bukan karena ingin dilihat, tapi karena ingin berbagi gravitasi. Jangan biarkan ruang moshpit menjadi arena berbahaya. Jadikan ia sebuah kegembiraan yang aneh dan nyata – seperti hidup itu sendiri. (Addy Londo)

Rabu, 30 Juli 2025

SIXTOLS menghentak dalam EP mereka “Dedicated”

Setelah merilis single "Wake U Up" di bulan April tahun 2025 akhirnya kini SIXTOLS merilis album/ep ketiga bertajuk "DEDICATED". Pada single itu mereka melakukan rekaman dan proses mixing di plug studio. Untuk album /ep ini pelaksanaan mixing dan mastering di Invasion Studio.


Album ini berisikan 6 lagu yang dikerjakan selama kurang lebih 3 minggu proses rekaman. Direkam marathon sejak bulan maret. Materi di album ini sebanyak 5 lagu diambil dari materi lama SIXTOLS di tahun 2001 untuk album ketiga SIXTOLS yang terhenti karena suatu dan lain hal, sehingga menyebabkan SIXTOLS hiatus dari tahun 2001 sampai tahun 2025


Adapun personil SIXTOLS yang terlibat dalam pengerjaan album ini adalah formasi terakhir setelah mereka mengalami beberapa kali pergantian personil sejak dibentuk 1996 lalu. MereKa adalah Coky (gitar), ibenk (drum), Eriza (Bass) dan Andre Bhoker (Vokal).


Secara benang merah lirik di album ini bercerita tentang hal-hal yang terjadi di ruang lingkup pergaulan sosial, persahabatan, perjuangan dalam hidup dan kepergian sahabat yang dekat dengan mereka, Dimana personil sixtols sebelumnya telah meninggal diantaranya Erico (bass), Adit (gitar) dan Andre Edmond ( vokal ). Dan di album ini masih mempertahankan jenis musik yang sama dimana tetap mencampur unsur musik oi! Punk, hardcore dan ska. Di karenakan tiap personil terinfluence dengan band2 seperti discipline, agnostic front, cock sparrer, oxymoron dan operation ivy.


EP bertajuk ”Dedicated” ini dirilis secara digital diseluruh digital streaming music platform world wide pada 18 Juli 2025 dibawah label Siderise Records (Sidoarjo).

Senin, 28 Juli 2025

RUBY - “Melawan Stigma”

RUBY Adalah band dari kota palopo (Sulawesi Selatan) yang beranggotakan 4 orang yang dimana terdapat 3 perempuan dan 1 Pria, diantaranya Dini (Gitar) Zea (vocal) Jemima (drumer) Sohan (bass) 

RUBY kembali menyulut bara perlawanan lewat single kedua bertajuk “Melawan Stigma” lanjutan dari serangan awal mereka, “Kill Your Mind.” 

Jika “Kill Your Mind” adalah teriakan pertama melawan penjara mental yang dibentuk sistem, maka “Melawan Stigma” adalah hantaman lanjutan terhadap label-label yang mematikan.

Lagu ini berbicara tentang luka, penghakiman, dan kekuatan untuk tetap berdiri meski terus dikekang. 

Instagram: @_rubyhc Email: hcruby42@gmail.com bandcamp: https://rubyhc.bandcamp.com/track/melawan-stigma

Sabtu, 14 Juni 2025

Roger Salawati: Distorsi, Realitas, dan Peringatan dari Satu Dekade Soal Akhir Zaman

Nothing Is Greater, Nothing Is Lesser. Album Solo Gitar Eksperimental

Dirilis 3 Juni 2025


Roger Salawati adalah musisi asal Manado yang dikenal sebagai gitaris berpaham 

Straight Edge dari dua unit keras: Crushing Grief (Heavy Pop Punk) dan Slide (Punk 

Hardcore), bagian dari skena MBHC (Manado Bay Hardcore). Dalam proyek solonya 

ini, Roger tidak hanya menampilkan kebrutalan riff dan eksperimen sonik, tetapi juga 

menyuarakan keresahan mendalam terhadap dunia modern yang makin absurd.

Dikerjakan di Moshpit Studio Production oleh Roger sendiri pada Desember tahun lalu, 

akhirnya album ini dirilis pada 3 Juni 2025 lewat Moshpit Records dan Groove Garden 

Records. Nothing Is Greater, Nothing Is Lesser adalah album instrumental gitar dengan 

narasi puisi yang menghantam lewat distorsi tajam, atmosfer industrial, dan semangat 

THALL yang beringas. Berakar pada gaya eksperimental, metallic hardcore, dan 

nuansa Aussie hardcore, Roger menggabungkan teknik permainan ekstrem dengan 

refleksi sosial yang gelap dan kontemplatif.


Roger berkolaborasi/featuring, dengan tiga rekan produser, musisi untuk 

bergabung dalam visinya:

 Jona Mekel – gitaris dari band Straight Edge xMindset47x, dan produser di 

Secret Society Records. Ia berkolaborasi pada lagu Dyson Spheres.

 Aimran Zaman – gitaris dari AKTA, band progressive metalcore asal Malaysia, 

dan produser di Parallel Records Studio. Ia mengisi bagian solo gitar pada lagu 

Silent Nuclear Annihilation.

 Alif Asyraf Ryandiputra – drummer dari Dejected (Melodic Hardcore), Endgrave 

(Deathcore), dan Seetrushkin (Pop Punk), serta produser di Groove Garden 

Records. Ia turut memproduseri dan mengambar part drum dalam album ini.

KERESAHAN DI AKHIR ZAMAN

Album ini lahir dari kegelisahan Roger terhadap perkembangan teknologi global dari AI, 

neural networks, dan komputer kuantum, hingga potensi invasi luar angkasa. Di tengah 

masyarakat yang makin dikendalikan algoritma, media, dan ekonomi yang merosot, 

manusia kehilangan kendali atas waktunya sendiri, dan terputus dari relasi spiritual 

dengan Tuhan.

Roger menyuarakan peringatan itu melalui tujuh trek yang agresif dan reflektif.

“Ini bukan sekadar album gitar,” kata Roger. 

“Ini semacam protes dari dalam kepala gue, terhadap dunia yang katanya maju, tapi 

makin dingin dan kehilangan jiwa.”



ARTWORK AS A COLLAGE OF COLLAPSE AND IDENTITY


The album artwork is a collage of four symbolic images, visually reflecting the 
core themes of the record:
 Kiri atas: Perang tanpa akhir di Timur Tengah
 Kiri bawah: Puing kebakaran besar di Amerika yang sarat propaganda
 Kanan atas: Simbol kerajaan yang menggambarkan kekuasaan jahat yang 
tersembunyi
 Kanan bawah: Teluk Manado, representasi dari identitas Manado Bay Hardcore 
dari sudut pandang Roger sebagai saksi kekacauan global
TRACKLIST
1. A Century Of Liquidity Injection – tentang ekonomi yang memompa ilusi 
kemakmuran palsu
2. Silent Nuclear Annihilation – ancaman diam dari kehancuran global
3. Greedy Warfare – kerakusan yang dijustifikasi oleh ideologi
4. Dyson Spheres – simbol peradaban yang melampaui batas moral dan realitas
5. Nothing Is Greater, Nothing Is Lesser – relativisme nilai di dunia yang 
kehilangan kebenaran, mencari sesuatu yang tidak ada ujung nya
6. Conviction – teguh dalam kegilaan dan ancaman
7. Sometimes, We Have To Watch Our Life Fall Apart – menerima keruntuhan 
sebagai fase eksistensi


Hardcore from the future decade. Distortion that refuses to bow down. Roger Salawati 
doesn’t just play THALL, he breaks the structure of reality. This is a warning from a 
future that’s already arriving."
"Hard to avoid, this record brings hardcore to an entirely new level and merges it with a 
distinct style."
Hint : Pincer+ Vildhjarta Mirar Chamber Dealer Orthodox Converge Vein.fm
STREAM !!!
BandCamp
https://moshpitrecs.bandcamp.com/album/nothing-is-greater-nothing-is-lesser
Spotify
https://open.spotify.com/album/1m1SlWDaYLM9fd0CcdcBdy?si=-
Y1dwfcSTJC8SCGqpcyPPg
Info & Contact :
Instagram: @rogersalawati
Email: moshpitrecords@gmail.com
WhatsApp: +62 1242 686 654 Mikha

Jumat, 13 Juni 2025

Teori Kutu: Hardcore dengan Sentuhan Humor dan Kritik Sosial

Teori Kutu adalah band hardcore yang tidak hanya menghadirkan musik enerjik, tetapi juga menyampaikan kritik sosial dengan cara yang ringan, menghibur, dan bahkan sarkastik.

Band ini merilis EP debut mereka yang berjudul Remaja Masa Kini di bawah naungan Moshpit Records pada 1 April 2025. EP ini tersedia di semua platform streaming digital utama. Berasal dari Manado, Sulawesi Utara, Teori Kutu hadir sebagai band hardcore dengan suara yang segar dan unik.

Band yang terbentuk pada tahun 2024 ini merupakan proyek yang digagas oleh para pendiri dan kontributor Moshpit Records—sebuah label rekaman dan penyelenggara gigs musik hardcore berbasis di Manado.


LIRIK YANG BERBICARA TENTANG REALITA

Kolaborasi Teori Kutu dengan Moshpit Records bertujuan untuk memperkaya roster label tersebut dengan warna musik hardcore yang berbeda—dipenuhi humor, namun tetap tajam dalam menyuarakan kritik sosial. EP Remaja Masa Kini memuat lima lagu yang membahas berbagai persoalan nyata yang dihadapi oleh para remaja masa kini. Setiap lagu membawa pesan kritis terhadap fenomena sosial yang sedang marak terjadi.

Lirik-liriknya menggambarkan realita yang dialami generasi muda saat ini, yang sering terjebak dalam gaya hidup konsumtif dan keinginan akan segalanya yang serba instan. Salah satu potongan lirik yang menonjol berbunyi:

“Realita remaja masa kini: minjem duit, terbelit hutang,

Tapi ngopi setiap hari.

Bercita-cita kaya lewat judi online.

Stay Noll Everyday..”

TEORI KUTU

BAKUTU TOH NGONI!

Teori Kutu hadir bukan hanya untuk bikin gaduh, tapi juga untuk menyuarakan keresahan—menggunakan hardcore sebagai medium untuk mengekspresikan kegelisahan generasi muda. Remaja Masa Kini membuktikan bahwa musik bisa menjadi wadah yang kuat untuk menyampaikan suara dan kritik sosial, bahkan jika dibawakan dengan humor dan sindiran. Bagi para penikmat hardcore yang sudah bosan dengan tema-tema yang "terlalu serius", band ini jadi pilihan yang menyegarkan.



Daftar Lagu:

Bukan Anggur Merah – Mengangkat isu kesehatan

Setan – Membahas kebiasaan hidup dengan utang

Remaja Masa Kini – Mengkritik maraknya judi slot online

Bad Christmas Song – Menggambarkan kenyataan pahit para pekerja yang tetap harus bekerja saat hari raya tanpa libur

Lagu Spesial – Lagu instrumental post-punk berbahasa Rusia


TERBENTUKNYA TEORI KUTU

Motivasi di balik terbentuknya Teori Kutu adalah menciptakan musik yang tetap berakar pada genre hardcore, tapi dikemas dengan lirik dan tema yang jenaka namun tetap relevan. Formasi awal band ini terdiri dari Petrizky (vokal), Gabs (gitar), Jefta (bass), dan Roger (drum).

“Kami mulai kepikiran bikin proyek Teori Kutu ini setelah mantan vokalis (Petrizky Supit) datang ke Moshpit dan ngajak saya dan Roger buat bikin band yang fun, dengan lirik yang lucu, tapi tetap berdasarkan kisah nyata yang dia alami,” ujar Jefta.

Nama Teori Kutu sendiri punya makna yang cukup dalam—menggambarkan bagaimana lingkungan pertemanan bisa sangat memengaruhi kepribadian seseorang.

“Awalnya dari pesan almarhumah ibunya Petrizky yang pernah bilang: ‘Kalau bergaul dengan orang bakutu, pasti bakutu. Jadi perhatikan pergaulan, kalau nggak bawa dampak baik bahkan merugikan, jangan coba-coba.’ Dari situlah nama Teori Kutu lahir,” kenang Jefta.

Setelah menyelesaikan materi awal, Petrizky Supit memutuskan mundur dari posisi vokalis dan beralih menjadi manajer band. Pada tahun 2025, posisinya digantikan oleh Calvin Lanes yang memiliki karakter vokal serta kepribadian jenaka yang sejalan dengan identitas band.


For fans of: Gutalax, Terapi Urine, EXTERMINATION DISMEMBERMENT, Birdflesh, Jig-Ai

Minggu, 13 April 2025

CRITICAL ISSUES “POISON AND SPELL”

Press Release

CRITICAL ISSUES “POISON AND SPELL”

 

Setelah rekaman debutnya yang dilepas tahun 2022 lalu, Critical Issues kembali dengan rilisan rekaman baru di tahun 2025 ini. Album yang dikerjakan oleh formasi kelima band hardcore punk asal Palembang itu diberi tajuk “Poison and Spell”. Dengan formasi terkininya, Critical Issues yang sekarang diisi oleh Ken (drums), MÃ¥m (gitar), Mär (bass), dan Lör (vokal) mempersiapkan album kedua mereka itu dalam proses yang cukup intensif dari bulan Februari hingga Oktober 2024, mulai dari penggarapan hingga rekaman. Proses yang berlanjut dengan mixing dan mastering di The Pandora Labs pada bulan November 2024. 

 

Setelah sebelumnya melepas “The Enclave”, “Poison and Spell”, dan “Apparatus” sebagai introduksi, album rekaman “Poison and Spell” kini bisa didengarkan secara utuh dalam format cakram padat yang dirilis oleh Disaster Records pada 20 Maret 2025. Selain materi yang digarap oleh Critical Issues, album “Poison and Spell” dibuka dengan “Witness” sebuah nomer kolaborasi berupa komposisi noise/power electronics yang dikerjakan oleh Torturewave yang berasal dari Jambi. Album kedua dari Critical Issues itu berisi sembilan trek agresif yang berbicara dan merekam kegusaran, harapan suram, serta amarah atas mantra-mantra demokrasi yang disulap menjadi racun berbisa yang menyengat dengan segala cara oleh rezim domestik hingga kuasa adidaya, serta dunia yang semakin kacau dan rusak di segala lini yang berpengaruh secara langsung terhadap kehidupan umat manusia. 

 

Single “Apparatus”, “The Enclave”, dan “Poison and Spell” bisa didengarkan di:

criticalissues.bandcamp.com/album/poison-and-spell

Sabtu, 12 April 2025

Hardcore Asal Tebing Tinggi Nonsens Rilis Demo Perdana Lewat No Match Records

 


Unit hardcore asal Tebing Tinggi, Sumatra Utara Nonsens baru saja merilis demo perdana mereka lewat label asal Manado No Match Records. Band ini terbilang band yang baru, terbentuk pada 2024 silam dan belum memainkan show apapun namun beberapa personil sebelumnya pernah tergabung dalam Nothingness dan merupakan wajah baru sekaligus penggerak dalam scene hardcore di daerah Tebing Tinggi yang sedang merangkak berkembang. 

 

Secara sonik Nonsens memainkan style hardcore beatdown tanpa basa basi dengan sedikit sentuhan death metal. Mereka mempunyai sound yang raw dan kasar, dengan tone snare drum metallic ditambah riff gitar yang catchy dan tidak membosankan. Bisa dipastikan jika dilempar ke situasi live pasti akan memancing moshpit yang mematikan. 

 

Lewat demo berisikan dua lagu ini Nonsens tidak mencoba membuat sesuatu yang baru, namun mereka berhasil membuat perkenalan awal mereka menjadi berkesan dengan sound beatdown mereka yang menarik dan agresif. Dengarkan demo ini di seluruh platform musik digital dan laman bandcamp No Match Records.

 

Link: https://nomatchrecords.bandcamp.com/album/demo

 

Tracklist:

1.    Learn from Failure (North to World)

2.    Tears//Insane

Minggu, 02 Februari 2025

HARDCORE & KONTROVERSIAL ISU di ERA DIGITAL


Hi, guys. Kali ini setelah bertahun tahun, kita akan mengulik dari isu di kalangan skena Hardcore yang sedang hangat belakangan ini.

Di kutip dari Movement zine #1 artikel “Hardcoreku” ada beberapa pandangan hardcore/punk dari sisi paham berbagai orang dan kultur yang berbeda beda tetapi intinya masih sama. Ada yang menganggap Hardcore adalah pergerakan, idiologi, gagasan, paham, kebanggaan, dan lain lain, sehingga menganggap pemikiran dari individu atau kelompok mampu berteriak lantang bahwa ini Hardcoreku.



Tidak di pungkiri kultur setiap daerah berbeda-beda. Ada beberapa turunan atau kombinasi dari habit. Misal era di tahun 90an, 2000an, dan di era sekarang mungkin berbeda. Ada hardcore/punk, melodic hardcore, beatdown, hardcore metal, hardcore progresif, crossover hardcore dan kombinasi genetik yang di campur sehingga mampu mencetuskan warna baru di era itu sendiri dan meunculkan ciri khas dari suatu band, Reprisal beda kan dengan More Than Life? Youth Of Today beda kan dengan Rise Of The Northstar? kok tetap saja orang di daerahnya menyebutnya bahwa itu Hardcore? justru itu, jika mampu mengulik perkembangan tersebut akan berbeda dan mampu memaklumi perkembangan dan menganggap semua itu adalah inovasi dari perkembangan itu sendiri. Tetapi perlu diketahui bahwa hal tersebut tidak luput dari sejarah dari perkembangan. Masih ingat dulu ada sesi sharing "Hardcore itu apa?" di sebuah komunitas skena? Masih ingat anda buka Youtube untuk mencari video Moshpit Lesson?


Yaa.. Perkembangan yang pesat adalah digitalisasi, dimana media mampu lebih cepat menyebarkan isu dan kabar tentang Hardcore itu sendiri. Contoh kecil, dulu butuh waktu untuk menyebar pamflet, sekarang hanya dengan media digital kita bisa memangkas waktu untuk jangkauan yang lebih luas. Zine cetak ke platform digital, MP3 ke media streaming, Video ke media youtube, dan seterusnya.




Lalu bagaimana tentang Kebijakan Media dalam perantara perkembangan skena?

Perlu diketahui ilmu sangat penting dalam penyampaian informasi dengan bijak. Contoh, di tahun 90an Violence dancing, pogo, stage dive, Pro love sangat maklum karena ini adalah warna dalam kita ber ekpresi, tapi sekarang? moshpit harus di kaitkan dengan kultur di setiap daerah, padahal hardcore sendiri adalah implementasi musik eksternal yang di bawa ke negara kita (INDONESIA) yang mungkin berbeda dengan kultur kita. Moshpit jangan kena kepala ya.. soalnya tidak sopan. Apakah itu lucu? IYA! Oleh sebab itu kenapa kita harus punya ilmu dulu sebelum terjun di dalamnya. Peran Media adalah Netral, bukan menyudutkan satu sama lain, kita bukan politisi, harus menjaga kawan kita sendiri, dengan cara kita sendiri.



Perkembangan zaman, adalah salah satu topik penunjang yang akan merubah kebiasaan. Setiap daerah akan beda tentang kebijakan. 
Misal di Amerika Serikat, suatu karya bisa bernilai mahal, Hardcore/Punk bisa hidup dari penjualan karya seni lewat NFT (Non Fungible Token) tapi di sisilain di negara kita? Mungkin belum bisa karena regulasi belum terbentuk sepenuhnya. Seperti perkembangan Straight Edge yang di bawa oleh MinorThreat juga ada gejolak antara pro dan kontra sehingga terbentuknya gerakan gaya hidup positif di kalangan Hardcore/punk. Tetapi semua itu butuh proses, dan berlanjut band-band yang juga menganut paham tersebut seperti Negative FX, Teen Idles, SSD, 7 Seconds, dan beberapa yang lain. Lalu dilanjutkan pada pertengahan 80-an, yang sering disebut sebagai “youth crew era”, straight edge kembali diusung oleh band-band seperti Youth of Today, Gorilla Biscuits, Judge, Bold, Chain of Streght, Uniform Choice, Slapshot, dan beberapa lainnya. Perkembangan tidak bisa disalahkan, kita yang harus ber adaptasi. 


Perubahan Era terjadi dari tahun ke tahun dan Totalitas tetap totalitas, tetapi ada kombinasi modern di dalamnya. Bukan saling menyalahkan tetapi mari kita berunding. Kami tetap disini, saya tetap mencetak zine dengan DIY tanpa sponsor, meskipun saya berkecimpung dengan institusi negara (meskipun beda dengan skema hardcore person di era 90an), tetapi tetap bergerilnya tanpa meninggalkan punk yang saya buat pakem, dan saya tetap hidup, saya tetap makan, saya tetap bergerak di pergerakan hardcore ini dengan majalah ini. Hardcore tumbuh dari Skena dan komunitas. Ada sesi penetrasi sharing untuk regenerasi yang akan membawa arah skena ini akan dibawa kemana, dan tidak lupa akan selalu berkembang dengan majunya digitalisasi. Mari saling menjaga, Stay Hardcore, Stay Punk!





Sabtu, 11 Januari 2025

PRESS RELEASE E.P ALBUM SEPATU RUSAK – ALIVE


Sukabumi, 22 Desember 2024 - Setelah 9 tahun berjalan & merilis berbagai single, akhirnya band Pop Punk/hardcore asal Sukabumi Sepatu Rusak merilis E.P album berjudul ALIVE.  E.P album ini merupakan refleksi kehidupan tentang kekecewaan dan kemarahan dari sudut pandang Sepatu Rusak yang di terjemahkan ke dalam 5 lagu. Setelah sebelumnya pada September lalu mengeluarkan rilisan fisik berformat cassete tape,  E.P album ALIVE kini dapat di akses pada seluruh digital platform musik,.


Konsep yang diusung pada album ini cukup berisi dengan input band – band gelombang baru seperti Four Years Strong, Neckdeep, No Pressure dan Turnstile yang diaplikasikan menjadi beat punk dan hardcore dalam warna musiknya, seperti yang terdengar pada lagu - lagu yang berjudul “Membekas Tajam, Hiraukan Power, dan Anger. Sedangkan sisanya lagu berjudul “Juni” bercerita tentang orang tua yang kehilangan seorang buah hatinya yang lahir di bulan juni, diangkat dari pengalaman pribadi salah satu personil yang dikonversi menjadi sebuah lagu. ALIVE seakan menjadi “stress release” pendengar dan mengajak kita bersenang-senang merayakan kekecewaan hidup melalui beat kencang dan bertenaga.

Setelah bongkar pasang personil, kuatret yang berisikan Yoga (Vocal), Feby (Bass), Ary (Guitar), dan Abay (Drum) ternyata cukup produktif pada beberapa tahun terakhir. Memulai pada 2015 dan sempat bekerja sama dengan salah satu major label terbesar di Indonesia (Aqu*rius Mu****ndo) untuk single “Inspired By The Haters”, pada album ALIVE kali ini Sepatu Rusak memilih bekerja sama dengan label independen Crowded Records.

 instagram: @sepaturusak.official

"GLOOMSPIRE – DEFILED WAR AXE"


Gloomspire, band crossover thrash metal yang dikenal dengan gaya musik agresif dan penuh energi, merilis single terbaru mereka berjudul “Defiled War Axe” pada 06 Januari 2025. Lagu ini merupakan perpaduan sempurna antara riff gitar tajam, vokal penuh intensitas, dan hentakan drum eksplosif yang menciptakan komposisi dinamis dan brutal. Dengan lirik yang menggambarkan perlawanan terhadap konflik dan ketidakadilan, “Defiled War Axe” tidak hanya menghadirkan pengalaman musik yang memukau, tetapi juga menyampaikan pesan mendalam tentang perjuangan dan kekuatan. Diproduksi mandiri dan kini tersedia di berbagai platform streaming seperti Spotify dan Apple Music dan lain lain, single ini menegaskan komitmen Gloomspire untuk terus menciptakan karya yang relevan dan menginspirasi di dunia metal modern.

Suara baru dalam perlawanan, Gloomspire. Band crossover hardcore thrash metal yang terbentuk pada 2 Novermber 2024 ini terdiri dari Hippo (vokalis), Bayu (gitar 1), Zakhel (gitar 2), Farrel (bassist), dan Rama (drummer). Dibentuk dengan semangat membara, Gloomspire tidak hanya membawa musik keras yang menghentak, tetapi juga pesan lantang yang menentang ketidakadilan dan penindasan.

Terinspirasi oleh situasi di kota mereka sendiri, di mana banyak orang masih takut bersuara melawan pemerintahan yang dianggap busuk karena ulah beberapa oknum radikal, Gloomspire hadir untuk menjadi media keberanian. Mereka percaya bahwa kekuasaan tidak boleh dijalankan dengan kekerasan yang membungkam rakyat. “Kami melihat banyak ketidakadilan di sekitar kami, dan kami tidak bisa diam. Lewat musik, kami ingin menunjukkan bahwa melawan itu mungkin,” ungkap Zakhel sang gitaris.

Gloomspire memilih untuk fokus berkarya di dunia digital, mengutamakan penyebaran musik mereka melalui platform musik digital daripada tampil live. Dengan semangat untuk terus menyuarakan perlawanan, mereka lebih memilih untuk mengerahkan energi mereka dalam lagu-lagu yang sedang mereka garap, berharap pesan yang mereka bawa bisa mencapai pendengar lebih luas. Setelah merilis single pertama yang kini sudah hadir di berbagai platform musik digital, Gloomspire sedang menggali lebih dalam materi untuk EP terbaru mereka. EP ini direncanakan untuk dirilis pada pertengahan atau akhir tahun 2025, dan siap mengguncang dunia musik dengan lebih banyak pesan perlawanan yang tak terbendung.

Single perdana kami “Defiled War Axe” bukan sekadar lagu—ini adalah ledakan energi yang memadukan kekuatan musik brutal dengan pesan mendalam tentang konflik, kehancuran, dan perjuangan yang tak terhindarkan. Setiap elemen dalam lagu ini, dari riff gitar yang tajam hingga hentakan drum yang mengguncang, dibuat untuk menggambarkan kemarahan dan ketidakadilan dunia yang semakin memanas. Liriknya, yang disampaikan melalui vokal Hippo yang penuh amarah dan emosional, merinci rasa frustrasi terhadap kekuasaan yang membungkam suara rakyat dan memanfaatkan kekerasan untuk mempertahankan kekuasaannya.

Gloomspire sendiri menyebut “Defiled War Axe” sebagai representasi dari jiwa kolektif band yang tidak hanya ingin memainkan musik, tetapi juga menyuarakan perlawanan. “Lagu ini adalah simbol perlawanan kami terhadap ketidakadilan dan kehancuran yang diciptakan oleh kekuatan besar yang tidak peduli pada manusia,” ungkap Hippo, vokalis Gloomspire. “Kami ingin pendengar merasakan energi yang sama: mentah, tanpa kompromi, dan penuh semangat.”

Dengan lirik yang mencerminkan perlawanan terhadap sistem yang korup, “Defiled War Axe” memberi pesan bahwa melawan adalah kewajiban, bukan pilihan. Dihasilkan secara mandiri dan diproduksi dengan detail dan energi tinggi, lagu ini kini sudah tersedia di berbagai platform streaming musik seperti Spotify, Apple Music, dan lainnya. Tidak hanya sebagai karya tunggal, “ Defiled War Axe” juga menjadi langkah pertama Gloomspire menuju album penuh yang sedang dalam proses pengerjaan. Album ini diharapkan akan melanjutkan eksplorasi energi thrash metal dan kekuatan hardcore, menjanjikan lebih banyak karya yang penuh amarah, semangat, dan tentu saja, perlawanan

Lagu ini menggambarkan kekuatan gelap yang bersembunyi di balik bayangan, menggunakan kebohongan, perang, dan penderitaan untuk mempertahankan kekuasaan. Mereka berbicara tentang perdamaian, tetapi sebenarnya memanfaatkan konflik untuk kepentingan pribadi, membangun kekuasaan di atas kebohongan dan kemunafikan. Lirik ini dengan tajam mengkritik penguasa yang mengeksploitasi rakyat, menutup kebenaran, dan mengambil keuntungan dari penderitaan. Namun, di tengah penindasan, rakyat tidak diam. Dengan hati yang membara, mereka bersiap bangkit dari kegelapan, bersatu untuk melawan dan menghancurkan tirani.

Menjadi simbol perjuangan, dengan chorus yang memperkuat semangat pemberontakan melalui kapak perang, takhta yang dihancurkan, dan mahkota yang direbut. Simbol-simbol ini menggambarkan keberanian dan tekad untuk melawan rasa takut dan rasa malu, serta merebut kembali keadilan. Interlude mengekspresikan rasa kecewa terhadap janji-janji palsu dan mimpi yang hancur, tetapi dari kekecewaan itu lahir keberanian dan persatuan. Secara keseluruhan, lagu ini adalah seruan revolusi melawan penindasan, kemunafikan, dan kebohongan, menginspirasi rakyat untuk bersatu, melawan, dan membawa perubahan hingga keadilan benar-benar diraih.


Gloomspire – Defiled War Axe lyrics

Composed by: Jul Mutaqien

Written by: Hippo, Zakhel, Bayu


Verse 1

Power in shadows, deals in the dark, Blood on the hands that ignite the spark,

They preach of peace while they weaponize, Buildin' empires on graves and lies.

PreChorus

Standin' tall we won’t back down Voices rise, from every town

Chains may bind, but hearts still burn  this is our fight, now it’s our turn.

From the shadows, will emerge bright,  together we stand, ready to fight.

With every heartbeat,with our anthem sings, Risin' up

Chorus

War axe high 

Strike it down

Shatter throne

Take the crown,

Verse 2

They sit on high, feeding us lies, Blindfold the truth right before our eyes,

Profit from pain, reap what they sow,

But we’re the storm they don’t wanna know.

PreChorus

We’re the spark, yeah, we’re the flame Breakin' silence, endin' the game.

From the ashes, we will arise See the truth, their disguise.

Silence broken, let the truth reign  No more shackles, no more pain.

Through the struggle, we’ll find our way  This is our moment, we seize the day.

Chorus

War axe high 

Strike it down

Shatter throne

Take the crown,

interlude:

Tired of games we seek what's right,

Promises broken dreams on the spike,

Voices in the dark ready to fight.

Together we stand charge to STRIIIIIIIKEEEEEEEEEEEE


Single perdana Gloomspire, “Defiled War Axe,” hadir dengan sebuah inovasi baru di dunia crossover hardcore thrash metal. Kami sepakat untuk menggabungkan elemen-elemen keras yang biasa ditemukan dalam genre ini dengan sentuhan vokal berima hip hop, menjadikannya sebuah materi yang fresh dan berbeda dari kebanyakan. Dengan pendekatan ini, kami ingin menghadirkan sesuatu yang tidak hanya mengguncang telinga, tetapi juga membangkitkan semangat dengan irama yang unik.

Lagu ini terinspirasi oleh beberapa materi dari band-band yang sangat kami kagumi, seperti Rise of The Northstar, Power Trip, dan Metallica, yang masing-masing membawa pengaruh kuat terhadap struktur riff dan energi yang kami tuangkan ke dalam musik kami. Namun, kami juga menambahkan sentuhan personal, terutama pada bagian breakdown di akhir lagu, yang terinspirasi dari elemen-elemen deathcore. Kami sengaja menyisipkan ambience dan perubahan tempo yang mengejutkan di bagian itu untuk memberi kesan dramatis dan menambah kedalaman emosional pada lagu ini


Gloomspire Contact Information

E-Mail: kneeltogloomspire@gmail.com

Instagram: @kneeltogloomspire

Whatsapp: +6282142862215 / +6282143100078