Sabtu, 14 Juni 2025

Roger Salawati: Distorsi, Realitas, dan Peringatan dari Satu Dekade Soal Akhir Zaman

Nothing Is Greater, Nothing Is Lesser. Album Solo Gitar Eksperimental

Dirilis 3 Juni 2025


Roger Salawati adalah musisi asal Manado yang dikenal sebagai gitaris berpaham 

Straight Edge dari dua unit keras: Crushing Grief (Heavy Pop Punk) dan Slide (Punk 

Hardcore), bagian dari skena MBHC (Manado Bay Hardcore). Dalam proyek solonya 

ini, Roger tidak hanya menampilkan kebrutalan riff dan eksperimen sonik, tetapi juga 

menyuarakan keresahan mendalam terhadap dunia modern yang makin absurd.

Dikerjakan di Moshpit Studio Production oleh Roger sendiri pada Desember tahun lalu, 

akhirnya album ini dirilis pada 3 Juni 2025 lewat Moshpit Records dan Groove Garden 

Records. Nothing Is Greater, Nothing Is Lesser adalah album instrumental gitar dengan 

narasi puisi yang menghantam lewat distorsi tajam, atmosfer industrial, dan semangat 

THALL yang beringas. Berakar pada gaya eksperimental, metallic hardcore, dan 

nuansa Aussie hardcore, Roger menggabungkan teknik permainan ekstrem dengan 

refleksi sosial yang gelap dan kontemplatif.


Roger berkolaborasi/featuring, dengan tiga rekan produser, musisi untuk 

bergabung dalam visinya:

 Jona Mekel – gitaris dari band Straight Edge xMindset47x, dan produser di 

Secret Society Records. Ia berkolaborasi pada lagu Dyson Spheres.

 Aimran Zaman – gitaris dari AKTA, band progressive metalcore asal Malaysia, 

dan produser di Parallel Records Studio. Ia mengisi bagian solo gitar pada lagu 

Silent Nuclear Annihilation.

 Alif Asyraf Ryandiputra – drummer dari Dejected (Melodic Hardcore), Endgrave 

(Deathcore), dan Seetrushkin (Pop Punk), serta produser di Groove Garden 

Records. Ia turut memproduseri dan mengambar part drum dalam album ini.

KERESAHAN DI AKHIR ZAMAN

Album ini lahir dari kegelisahan Roger terhadap perkembangan teknologi global dari AI, 

neural networks, dan komputer kuantum, hingga potensi invasi luar angkasa. Di tengah 

masyarakat yang makin dikendalikan algoritma, media, dan ekonomi yang merosot, 

manusia kehilangan kendali atas waktunya sendiri, dan terputus dari relasi spiritual 

dengan Tuhan.

Roger menyuarakan peringatan itu melalui tujuh trek yang agresif dan reflektif.

“Ini bukan sekadar album gitar,” kata Roger. 

“Ini semacam protes dari dalam kepala gue, terhadap dunia yang katanya maju, tapi 

makin dingin dan kehilangan jiwa.”



ARTWORK AS A COLLAGE OF COLLAPSE AND IDENTITY


The album artwork is a collage of four symbolic images, visually reflecting the 
core themes of the record:
 Kiri atas: Perang tanpa akhir di Timur Tengah
 Kiri bawah: Puing kebakaran besar di Amerika yang sarat propaganda
 Kanan atas: Simbol kerajaan yang menggambarkan kekuasaan jahat yang 
tersembunyi
 Kanan bawah: Teluk Manado, representasi dari identitas Manado Bay Hardcore 
dari sudut pandang Roger sebagai saksi kekacauan global
TRACKLIST
1. A Century Of Liquidity Injection – tentang ekonomi yang memompa ilusi 
kemakmuran palsu
2. Silent Nuclear Annihilation – ancaman diam dari kehancuran global
3. Greedy Warfare – kerakusan yang dijustifikasi oleh ideologi
4. Dyson Spheres – simbol peradaban yang melampaui batas moral dan realitas
5. Nothing Is Greater, Nothing Is Lesser – relativisme nilai di dunia yang 
kehilangan kebenaran, mencari sesuatu yang tidak ada ujung nya
6. Conviction – teguh dalam kegilaan dan ancaman
7. Sometimes, We Have To Watch Our Life Fall Apart – menerima keruntuhan 
sebagai fase eksistensi


Hardcore from the future decade. Distortion that refuses to bow down. Roger Salawati 
doesn’t just play THALL, he breaks the structure of reality. This is a warning from a 
future that’s already arriving."
"Hard to avoid, this record brings hardcore to an entirely new level and merges it with a 
distinct style."
Hint : Pincer+ Vildhjarta Mirar Chamber Dealer Orthodox Converge Vein.fm
STREAM !!!
BandCamp
https://moshpitrecs.bandcamp.com/album/nothing-is-greater-nothing-is-lesser
Spotify
https://open.spotify.com/album/1m1SlWDaYLM9fd0CcdcBdy?si=-
Y1dwfcSTJC8SCGqpcyPPg
Info & Contact :
Instagram: @rogersalawati
Email: moshpitrecords@gmail.com
WhatsApp: +62 1242 686 654 Mikha

Jumat, 13 Juni 2025

Teori Kutu: Hardcore dengan Sentuhan Humor dan Kritik Sosial

Teori Kutu adalah band hardcore yang tidak hanya menghadirkan musik enerjik, tetapi juga menyampaikan kritik sosial dengan cara yang ringan, menghibur, dan bahkan sarkastik.

Band ini merilis EP debut mereka yang berjudul Remaja Masa Kini di bawah naungan Moshpit Records pada 1 April 2025. EP ini tersedia di semua platform streaming digital utama. Berasal dari Manado, Sulawesi Utara, Teori Kutu hadir sebagai band hardcore dengan suara yang segar dan unik.

Band yang terbentuk pada tahun 2024 ini merupakan proyek yang digagas oleh para pendiri dan kontributor Moshpit Records—sebuah label rekaman dan penyelenggara gigs musik hardcore berbasis di Manado.


LIRIK YANG BERBICARA TENTANG REALITA

Kolaborasi Teori Kutu dengan Moshpit Records bertujuan untuk memperkaya roster label tersebut dengan warna musik hardcore yang berbeda—dipenuhi humor, namun tetap tajam dalam menyuarakan kritik sosial. EP Remaja Masa Kini memuat lima lagu yang membahas berbagai persoalan nyata yang dihadapi oleh para remaja masa kini. Setiap lagu membawa pesan kritis terhadap fenomena sosial yang sedang marak terjadi.

Lirik-liriknya menggambarkan realita yang dialami generasi muda saat ini, yang sering terjebak dalam gaya hidup konsumtif dan keinginan akan segalanya yang serba instan. Salah satu potongan lirik yang menonjol berbunyi:

“Realita remaja masa kini: minjem duit, terbelit hutang,

Tapi ngopi setiap hari.

Bercita-cita kaya lewat judi online.

Stay Noll Everyday..”

TEORI KUTU

BAKUTU TOH NGONI!

Teori Kutu hadir bukan hanya untuk bikin gaduh, tapi juga untuk menyuarakan keresahan—menggunakan hardcore sebagai medium untuk mengekspresikan kegelisahan generasi muda. Remaja Masa Kini membuktikan bahwa musik bisa menjadi wadah yang kuat untuk menyampaikan suara dan kritik sosial, bahkan jika dibawakan dengan humor dan sindiran. Bagi para penikmat hardcore yang sudah bosan dengan tema-tema yang "terlalu serius", band ini jadi pilihan yang menyegarkan.



Daftar Lagu:

Bukan Anggur Merah – Mengangkat isu kesehatan

Setan – Membahas kebiasaan hidup dengan utang

Remaja Masa Kini – Mengkritik maraknya judi slot online

Bad Christmas Song – Menggambarkan kenyataan pahit para pekerja yang tetap harus bekerja saat hari raya tanpa libur

Lagu Spesial – Lagu instrumental post-punk berbahasa Rusia


TERBENTUKNYA TEORI KUTU

Motivasi di balik terbentuknya Teori Kutu adalah menciptakan musik yang tetap berakar pada genre hardcore, tapi dikemas dengan lirik dan tema yang jenaka namun tetap relevan. Formasi awal band ini terdiri dari Petrizky (vokal), Gabs (gitar), Jefta (bass), dan Roger (drum).

“Kami mulai kepikiran bikin proyek Teori Kutu ini setelah mantan vokalis (Petrizky Supit) datang ke Moshpit dan ngajak saya dan Roger buat bikin band yang fun, dengan lirik yang lucu, tapi tetap berdasarkan kisah nyata yang dia alami,” ujar Jefta.

Nama Teori Kutu sendiri punya makna yang cukup dalam—menggambarkan bagaimana lingkungan pertemanan bisa sangat memengaruhi kepribadian seseorang.

“Awalnya dari pesan almarhumah ibunya Petrizky yang pernah bilang: ‘Kalau bergaul dengan orang bakutu, pasti bakutu. Jadi perhatikan pergaulan, kalau nggak bawa dampak baik bahkan merugikan, jangan coba-coba.’ Dari situlah nama Teori Kutu lahir,” kenang Jefta.

Setelah menyelesaikan materi awal, Petrizky Supit memutuskan mundur dari posisi vokalis dan beralih menjadi manajer band. Pada tahun 2025, posisinya digantikan oleh Calvin Lanes yang memiliki karakter vokal serta kepribadian jenaka yang sejalan dengan identitas band.


For fans of: Gutalax, Terapi Urine, EXTERMINATION DISMEMBERMENT, Birdflesh, Jig-Ai