Minggu, 17 September 2023

Kerug an Reh by HHOLLOWW

HHOLLOWW merupakan band punx asal Denpasar - Bali. Mereka baru sajs merilis single terbaru “Kerug an Reh” via kanal youtube Skullism Record pasca vakum setelah merilis album pertama mereka tahun 2020. Single ini menjadi penanda awal album ke 2 mereka yang rencananya akan rilis akhir tahun 2023.

Berbeda dengan album pertama, sound yang dihasilkan pada rilisan kali ini cenderung lebih kasar, vokal dengan gaung lebih panjang bergema dan terdapat beberapa bagian blast beat dengan formula terbaru menghasilkan beat yang lebih cepat dan tentu masih mengedepankan sisi horor yang lebih mencekam. Proses penggarapan “Kerug an Reh” dan semua materi yang akan hadir dialbum ke 2 secara umum banyak depengaruhi Darkthrone (F.O.A.D dan Dark Thrones & Black Flag), Warthog (Warthog), The Secret (Agnus Dei), Entombed (Wolverine Blues), dll.

Bulan September ini HHOLLOWW juga akan melangsungkan tour pertama mereka dengan misi memperluas pendengar mereka. Metrosilvanian Tour menjadi tajuk tour ini dengan titik pertama Rangerang (16 September) pada gelaran Tangerang Pride Vol.5 dan titik kedua Jakarta Selatan (17 September) di Rossi Musik pada gelaran Thy Grief Eternal Vol.3 yang di organise oleh Grieve Record dan Lawless Jakarta.


Instagram : @thetrvhholloww 

HHOLLOWW - Kerug an Reh (Lyric Video)

https://www.youtube.com/watch?v=XAV7JURr09A


Selasa, 05 September 2023

COUNTERLAST Single “RED ZONE”


          COUNTERLAST asal Temanggung Jawa Tengah yang terbentuk pada 26 September 2022 yang di awaki oleh Rifqy (Vocal) Penta Teja Murty (Drum) Vendy Ricky Raditiya (Guitar) dan Yusuf Hakim (Bass) ini meluncurkan single pertama mereka yang berjudul RED ZONE sudah tersebar di semua layanan musik streaming dan diselingi dengan Video Klip yang dapat disimak melalui kanal Youtube pada 23 Juli 2023 di rilis oleh Distillation Records.

          Lagu ini menceritakan seseorang yang mengalami kecemasan di lingkungan yang Toxic dan berbagai masalah lainya, mencari cara untuk keluar. Beberapa cara telah di lewati namun bayang bayang ketakutan itu semakin mendekat!

          Single ini berexplorasi dengan berbagai element musik seperti Hardcore dan Metalcore yang terinspirasi dari berbagai band jelmaanya pada era sekarang, dalam setiap lagunya mereka menyajikan lirik lirik tentang Pengungkapan Amarah dan Keputusasaan.

          Dalam single ini mereka berusaha menaburkan batasan antara Hardcore dan Metal dengan membawa pendengar mereka menikmati riff riff kelam dalam balutan beat hardcore punk, two-steps, down tempo, hinga breakdown. Mereka mengemas semua materi dengan sound yang berat dilengkapi dengan nuansa yang gelap, Karakter yang selama ini selalu mereka bawa dan sudah menjadi ciri khas mereka.

Instagram : @counterlasthc // @distillationrecords



Senin, 04 September 2023

Press Release: Knockdown Merilis Single Penuh Emosi “Despotic” tentang Momen Pandemi yang Kelam


Knockdown adalah sebuah unit hardcore metal/heavy hardcore yang terbentuk pada bulan September 2009 di Sekolah Menengah Musik (SMM) Yogyakarta. 

Band ini berawal dari kejenuhan anggota pendirinya, Phitexalfi (vokal) dan Yoqka (gitar), terhadap materi musik klasik di sekolah. Dengan inspirasi dari band-band seperti Hatebreed, Animosity, Sworn Enemy, First Blood, dan Crackdown, mereka memutuskan untuk membentuk sebuah band hardcore metal.

Awalnya, Knockdown hanya beranggotakan Phitexalfi dan Yoqka, tetapi kemudian Komo (bass) bergabung untuk mengisi posisi bass. Posisi drum awalnya diisi oleh

 Pentol (eks drum), namun hanya dalam beberapa bulan Pentol memutuskan untuk mengundurkan diri. Dia digantikan oleh Yosi pada tahun 2010, dan Yosi tetap menjadi drummer band ini hingga sekarang.

Pada pertengahan tahun 2010, Knockdown merekam demo EP pertama mereka yang diberi judul Modal Kecu, yang berisi 5 track. Demo ini dirilis oleh Samstong Records pada tahun 2011 dan mendapat sambutan hangat dari para pendengarnya, khususnya dengan single andalan mereka, Modal Kecu.

Salah satu hal yang menarik tentang Knockdown adalah konsep lirik rap bahasa Jawa yang mereka usung, yang dipadukan dengan musik heavy hardcore. Respon positif dari pendengar mereka membawa mereka membuka tur untuk band hardcore luar negeri yang tampil di Indonesia, termasuk Relentless (Australia), Abhorrence (Slovakia), dan No Turning Back (Belanda).

Pada tahun 2012, Knockdown juga sempat membuka tur untuk band hardcore asal

New York, USA, yaitu Backtrack di Yogyakarta. Tahun berikutnya, di tahun 2013, mereka menjadi opening act untuk dua band legendaris New York hardcore, yakni Madball di bulan Februari di Bandung dan Sick of It All di bulan Maret di Surabaya.

Setelah tiga tahun berlalu, tepatnya di tahun 2016, Knockdown merilis album penuh pertama mereka yang berjudul The War dengan total 11 track. Setelah tujuh tahun absen dalam hal rilisan baru, di tahun 2023, Knockdown kembali dengan sebuah single baru yang bertajuk Despotic. Lagu ini memiliki konsep musik yang lebih berat dan gelap, mencerminkan emosi yang mendalam yang dirasakan selama masa sulit pandemi. Sebuah karya yang patut didengarkan oleh para penggemar mereka.



Knockdown Merilis Single Penuh Emosi “Despotic” tentang Momen Pandemi yang Kelam

Knockdown, nama yang selalu patut untuk diantisipasi, kembali dengan single terbaru mereka yang berjudul “Despotic”. Lagu ini mengusung lanskap suara yang lebih heavy dan gelap, layaknya dark hardcore metal yang mencerminkan emosi mendalam dan elan yang tak tergoyahkan dari band ini.

Terbentuknya Knockdown berawal dari sebuah kelas di Sekolah Menengah Musik (SMM), Yogyakarta. Di mana pada saat itu rasa jenuh akan materi musik klasik yang dipelajari di sekolah. Mulai dari September 2009, Phitexalfi (vokal), Yoqka (gitar), Komo (bass), dan Pentol (drum) menghadirkan musikalitas yang mencerminkan pengaruh kuat dari nama-nama seperti Hatebreed, Animosity, dan Sworn Enemy. Namun beberapa bulan setelah terbentuk, tepatnya pada tahun 2010, Pentol mengundurkan diri dan digantikan oleh Yosi di posisi drum. Kuartet ini turut memberikan energi mereka dalam formasinya hingga saat inii.

Perjalanan Knockdown mencapai puncak pada tahun 2011 dengan merilis demo EP mereka berjudul Modal Kecu di bawah naungan Samstong Records. Demo ini membuahkan banyak respon positif dari para pendengarnya karena menggabungkan lirik rap bahasa Jawa dengan ritme penuh dari dentuman heavy hardcore. Semangat Knockdown tak berhenti di situ, mereka tampil bersama beberapa nama besar di skena hardcore internasional seperti Relentless, Abhorrence, No Turning Back, Backtrack, Madball, dan Sick of It All, meninggalkan jejak tak terlupakan untuk perjalanan bermusik mereka.

Melompat ke tahun 2023, Knockdown kembali dengan single “Despotic” setelah tujuh tahun jeda sejak album debut mereka The War di tahun 2016. Berdurasi sekitar 3 menit, lagu ini langsung membawa pendengar dalam perjalanan musik yang intens dan dinamis. Bebunyian yang dihasilkan dari tiap personel terdengar penuh semangat dan memberikan denyut kuat pada lagu ini.

“Despotic” bukan hanya musik semata; single ini adalah cermin emosi Knockdown selama masa- masa sulit pandemi. Liriknya menunjukkan rasa frustrasi akan solusi, rasa muak atas janji-janji yang tak kunjung terpenuhi, dan semangat untuk bangkit untuk terus menghadapi. “People dying, they have got no breathing, can’t you see? We are not your enemy” menjadi pengingat kuat akan perjuangan banyak orang yang menjadi korban karena pandemi Covid-19.

Samstrong Records menjadi kawan dalam perjalanan Knockdown sejak awal untuk tumbuh di skena hardcore ini; dari mulai merilis demo EP Modal Kecu (2011) dan debut album The War (2016). Hingga 7 tahun kemudian dan masih bisa kembali berkolaborasi dalam perilisan “Despotic”, merupakan kegembiraan tersendiri.

“Despotic” sudah bisa dinikmati di berbagai platform digital streaming, tidak hanya itu, single ini juga hadir dalam bentuk video lirik. Rasakan intensitas musik tanpa kompromi yang hanya bisa dihadirkan oleh Knockdown. Di tengah ketidakpastian dunia saat ini, musik mereka menjadi suara perjuangan, mengingatkan kita bahwa meski dalam masa-masa gelap, semangat kita tidak akan pernah padam.



Instagram : @knockdown_official

Youtube : @knockdownofficial2196


Samstrong Records                                                             

Mobile: 088220297204 (Aditya)



 

Minggu, 27 Agustus 2023

STEPDOWN Press Release E.P Album “LEFT TO BLEED”

Stepdown adalah salah satu unit underground asal kota kecil di Jawa Tengah, yaitu Boyolali. Terbentuk pada tahun 2014, band ini digawangi oleh 5 pemuda yaitu Febby (vokal), Vicky (gitar), Mikhael (gitar), Gunov (bass) dan Wakhid (drum).

Sebelum menjadi satu kesatuan pada lini terakhir saat ini, tiap anggota memiliki latar belakang musik dan perjalanan dengan band-band mereka sebelumnya, entah death metal, thrash metal, hardcore punk, bahkan pop punk. Namun dengan semangat dan tujuan yang sama, mereka mampu berjalan hampir 9 tahun, dan akan tetap berlanjut.

Stepdown mengusung aliran utamanya yaitu old- school hardcore/beatdown, yang terinspirasi dari band seperti Alea Jacta Est. dan Get The Shot, namun masih mencampurkan banyak unsur aliran dari band-band seperti Gorilla Biscuits, Iron Age, Vein.fm, Eyehategod, bahkan Darkthrone.

Setelah 9 tahun berjalan dan merilis 2 single pertama mereka yakni "Nothing Can Stop Us" dan "Conflict", akhirnya mereka dapat menyatukan pikiran untuk melahirkan album EP pertamanya yang berjudul "Left To Bleed". Sebuah album berisikan 6 track, yang bercerita tentang proses kehidupan, tentang titik balik, dan pelajaran yang dapat diambil pada apa yang telah terjadi. Suatu tema yang cukup relevan bagi anak-anak muda yang mungkin bisa dikatakan mengalami "quarter life crisis" ketika mereka mulai menginjak proses pendewasaan.

Dengan sentuhan "sound architect" dari Winsome Studio, yaitu Wildan Andhi, album ini memberikan kesan "chaos and filthy", namun masih terasa megah, seperti perpaduan antar album "From The Unforgiving Arms Of God" dan "Left Hand Path"

Album EP "Left To Bleed" telah tersedia dalam bentuk rilisan fisik berupa kaset pita yang dapat dibeli melalui label rekaman Wasteland Records.


Instagram : @stepdown__

Spotify : https://open.spotify.com/artist/2cDl3CmV2KU6ZYUjJdwKrT? si=RzQIwi_PQD6pCP1shuPLQA

Bandcamp : https://wastelandrecords.bandcamp.com/track/insisted Soundcloud : https://m.soundcloud.com/stepdownhc_official


Sabtu, 26 Agustus 2023

Kids Gangster meluncukan EP perdana bertajuk ‘’Rebellion’’.

Kids Gangster adalah metal hardcore yang dibalut nuansa beatdown asal kota Tebing Tinggi, Sumatra Utara yang terbentuk pada tahun 2014 dan beranggotakan Tomi sebagai vokalis, Orlando sebagai gitaris, Febry sebagai bassist, dan Risa perempuan satu-satunya di Kids Gangster sebagai penggebuk drum.



Pada pertengahan tahun 2016 Kids Gangster berhasil meluncurkan 2 single yang berjudul ‘’ Are You Ready & Bangkit dan Melawan ‘’ yang bisa di dengarkan melalui seluruh digital streaming platform favorit kalian. Dan Kini Kids Gangster baru saja meluncukan EP perdana nya pada tahun 2023 yang bertajuk ‘’Rebellion’’.

Rebellion menceritakan tentang keresahan sekelompok kaum yang dihancurkan mimpinya oleh penguasa dan mencoba untuk bangkit dan merubah keadaan yang kini sudah hancur dibuat para penguasa yang tak bertanggung jawab tersebut.

Lyric di lagu-lagu ini diangkat dari cerita nyata yang ada disekitaran lingkungan kami berada, sehingga lyric dalam lagu-lagu ini memiliki kesan yang begitu meresahkan, arogan, dan lantang dalam penyebutan sang vokalis. Dalam proses pembuatan EP kami juga ter-influence dari beberapa band seperti Get The Shot & Knocked Loose.

EP perdana kami tersebut bisa di dengarkan di official bandcamp Kids Gangster saat ini, dan akan disusul di platform digital lainnya.


Instagram : kidsgangster_hc

ENDGATE, kembali merilis Single terbaru yang berjudul "Beyond Chaos, into The Void"

Endgate yang merupakan Band asal Gianyar - Bali. Endgate kembali merilis Single  terbaru yang berjudul "Beyond Chaos, into The Void". Single ini menjadi penanda kedua bahwa pengaruh sound yg dikemas tidak lepas jauh dari pengaruh post metal, swedish death metal, hardcore/punk, Atmospheric, Sludge, Drone serta Neocrust yang bertujuan meramu refrensi berbeda dari setiap isi kepala personil menjadi karakter yg lahir di karya endgate itu sendiri dan bahan penulisan yang diusung untuk single ini memakai sudut personal memaknai kehidupan sebagian orang yang tak pernah diberkahi dan membawa kutukan penderitaan yang mau tidak mau menjadi beban dan luka yang harus dipikul sampai tiba bertemu dengan hampa.

Proses kreatif saat merekam single “Beyond Chaos, into The Void” dilakukan dua hari yang dimana pada tanggal 20 Juli 2023 kami melakukan rekaman drum di fantazy record yang di monitoring langsung oleh Guz Cilik, lalu dilanjutkan rekaman guitar, bass dan vocal di House Record yang dimonitoring langsung oleh Ray Febriady. Dan setelah itu tanggal 30 Juli 2023 hingga tanggal 13 Agustus 2023. Kami melakukan tahap mixing dan mastering dilakukan oleh Indra Cahya Septian di Texas Sicklab.

Dalam proses dari semua rekaman yang dilakukan mendapat tantangan bagaimana menggabungkan refrensi karakter sound dari masing - masing personil yang berbeda beda dalam hal ini kami selalu berdiskusi antara personil dan juga operator agar mendapatkan sound yang kami inginkan.

Dari segi musikal, beberapa referensi sub-genre yang  jadikan acuan. Formula yang kami terapkan adalah banyak berdiskusi untuk menentukan bagian bagian atau elemen apa saja yang kami ambil dari refrensi genre yang kami ikuti. Agar kami bisa menemukan karakteristik tersendiri dari endgate yang mungkin bisa dibilang tidak sepenuhnya berpatokan dari satu genre/ sub genre saja. Saat meracik komposisi serta aransemen “Beyond Chaos, into The Void”, kami banyak menyerap elemen sebagai inspirasi beberapa seperti Entombed, Amenra, Isis, Fall of efrafa, Neurosis , Alcest dan lainnya. Jika dibanding single pertama kami “Circle of Despair”, Perbedaan yang paling mendasar mungkin bisa dibilang rasa dari instrumen nya yang dimana “Circle of Despair” lebih condong ke arah Swedish Death Metal dan Hardcore/punk dibanding “Beyond Chaos, into The Void” yang lebih banyak pendekatan post metal nya walaupun seperti itu untuk karakter sound tetap sama mempertahankan kasarnya karakter chainsaw dari HM2 yang dipadukan dengan Lead bernuansa atmospheric / drone / ambient dan Untuk sound drumm dengan low tuning dan identik dengan cymbal ukuran besar dan snare sedikit reverb & kick yang boomy agar terdengar lebih tradisional dan sedikit kasar tetapi tetap padat dan memiliki ambient dengan nafas yang sedikit basah dan dikarakter vocal pada “Beyond Chaos, into The Void” sound nya lebih kami mundurkan dari instrumen lalu menambahkan beberapa preset efek. Setelah perilisan ”Beyond Chaos, into The Void”, kami berencana merampungkan sisa materi yang akan kami garap sedikit demi sedikit dan seiring dengan menabung juga karena kami ingin mengelarkan semua materi yang akan kami rangkum dan dirilis dalam bentuk Album penuh. 

Endgate sendiri diisi oleh Adhimas Haryo Banu Redhitya (vokal), Gusti ngurah wanda (Guitar Lead), Dewa Alit Putra  Guitar Rythem), Wayan Adi Putrawan (Bass), Ida Bagus Nanda (Drum).


Instagram : @sufferto_endgate

bandcamp: https://skullismrecords.bandcamp.com/track/endgate-beyond-chaos-into-the-void

Press Release: Righting Wrong - Malapetaka (2023), Sebuah Peluru Cepat Menjelang 2024



MALAPETAKA! Kali ini Righting Wrong, dengan formasi lengkap Reza (Vocal), Saddam (Gitar), Sahrul (Bass), Kemmal (Drum). Menjelang pesta demokrasi yang ada di depan mata yaitu 2024 tepatnya, Gelagat Politikus akan dimulai! Mulai terendus gerak gerik depan kamera hanyalah pencitraan belaka! Semua yang keluar dari politikus termasuk janji janji manis adalah kebohongan belaka. Selalu ada bualan maut dan tepatnya berujung MALAPETAKA! 



Band asal Pekalongan yang terbentuk dari 2006 ini mengeluarkan single “MALAPETAKA” yang menjadi ancang ancang untuk merilis album penuh selanjutnya yang patut diantisipasi! Jadi, silahkan disimak!

Instagram : rightingwronghc
                   samstrongrecord
Sportify    : Righting Wrong