Yooo, Kali ini kami akan melakukan interview bersama Hands Upon Salvation, perlu diketahui band dari Yogyakarta ini sudah ada sejak tahun 1998, 2 tahun setelah saya lahir hehehe. Kebetulan kami kontak dengan Mas Agus Suryanto sebagai Vocalis band tersebut, langsung sajaaa...
Kamis, 11 Agustus 2022
HANDS UPON SALVATION "Interview"
Yooo, Kali ini kami akan melakukan interview bersama Hands Upon Salvation, perlu diketahui band dari Yogyakarta ini sudah ada sejak tahun 1998, 2 tahun setelah saya lahir hehehe. Kebetulan kami kontak dengan Mas Agus Suryanto sebagai Vocalis band tersebut, langsung sajaaa...
SECLUDE
Kali ini menarik, band asal Surabaya ini hadir dengan tampilan yang berbeda dan berkarakter. Seclude yang memberi karakter dbeat, grind, sweedish deathmetal yang di rangkum menjadi satu dan menjadi ciri khas di band tersebut. Seclude, band yang lahir 2021 akhir ini barusaja melakukan Split Tour Bersama B’Dark (Tuban) Surabaya, Blitar, Batu, Bojonegoro, Tuban, Cepu dan membawa rilisan fisik berupa kaset berisi demo dari band tersebut. Menariknya lagi dalam waktu dekat Seclude akan merilis EP albumnya. Apakah menjadi kejutan yang membuat penasaran dan bahkan bisa dibilang beda dengan stereotype hardcore pada umumnya? Kita tunggu Tour selanjutnya.
Instagram : @seclude031
https://secludehc.bandcamp.com/releases
"ISEEINBLACK" Artwork Artis Karakter
Dalam dunia musik tidak
luput dari design artwork, media digital cetak, media elektronik musik, kali
ini ISEEINBLACK artist karakter dari Kota Blitar.
ISEEINBLACK, dengan karakter fontnya yang khas di buat dengan coretan tangan dan
pena Edo Yessa. Tidak dipungkiri dengan mudahnya media digital, pekerja seni
artwork lebih mudah untuk surfing dibanding dengan pembuat artwork pada era
90an, seperti ISEEINBLACK, dalam percakapan kami, selain fokus ke design artwork
band, ia juga overall dalam pengerjaan dalam lingkup yang lain seperti design
logo band, kaos band, pamflet media juga. Dalam dunia seni digital, ISEEINBLACK
juga akan memberi hak cipta pada karyanya yang disisi lain banyak pencurian
karya yang sangat mudah karena terbukanya media. Untuk pemasaran sementara ini ISEEINBLACK
menggunakan Komunitas, Skena, Instagram dan mulut ke mulut.
Jika di hubungan dengan Artikel kami sebelumnya, yaitu “HARDCORE/PUNK
vs DIGITALISASI” yang mengusung tentang pekerja seni Artwork juga, lalu kami
bertanya kepada Edo Yessa,
“Apakah ISEEINBLACK
tertarik ke dunia NFT ketika Artwork sangat dihargai dan lebih dilindungi ?”
Lalu Edo menjawab “Jelas tertarik kalau memang bisa dihargai dengan nilai plus”
Instagram : @iseeinblack_
edoyessa@gmail.com
Think Twice Mini Album “NOW OR NEVER”
Think twice, band asal kota Blitar ini kembali lagi dengan gebrakan barunya untuk merilis mini album ke 3 nya yaitu “NOW OR NEVER” yang berisi 7 lagu tetap pada corridor Youth Crewnya. Kali ini album tersebut di rilis oleh “Outta sight” record label Hardcore Punk dari kota Solo, Jawa tengah. Yang lebih menarik lagi isu nya setelah adanya album ke 3 tersebut Think Twice akan melakukan Weekend Tour di 3 titik kota di Jawa Tengah Pada Agustus ini, apakah ini akan menjadi Weekend Tour yang sekaligus menjadi gebrakan? Kita pantau terus selanjutnya.
Instagram : @thinktwiceblt
@outtasight.recs
https://outtasightrecords.bandcamp.com/album/now-or-never
Regenerasi Hardcore Kids dan Movementnya
Hardcore
kids, mungkin tidak asing di telinga kita untuk di kalangan hardcore movement,
tetapi perlukah regenerasi untuk pergerakan ini? Jadi disini kami akan mengulik
dari beberapa narasumber. Tidak di pungkiri usia kita semakin kesini semakin
tua, dan waktu pasti terbagi entah itu tentang pekerjaan, keluarga, dll. Jadi
apakah kita akan buat gigs harus mengkorbankan salah satu dari pernyataan
tersebut? Perlukah regenerasi?
Kami melakukan sampling di 2
generasi, yaitu generasi tua dan muda. Memang dalam hal ini beberapa orang digenerasi
penggerak hardcore yang tergolong harus membagi waktu harus ada regenerasi dari
teman teman muda untuk mempertahankan movement ini. Pertanyaanya, bagaimana
cara kita menyampaikan ke generasi muda tersebut? Pada dasarnya memang kita
sadar dengan selisih jenjang umur yang secara otomatis menjadi skat pembicaraan
secara psikologis dan itupun berjalan otomatis, kesimpulannya kita tetap perlu
media komunikasi entah itu pada saat di venue gigs atau di skena/komunitas.
Setelah kami berbincang santai, sebenarnya
regenerasi itu mudah, ketika kita membuat gigs otomatis kita akan menjadi satu
antara 2 generasi tersebut, di situ akan terjadi moment sharing yang organic
ketika generasi muda perlu tahu bagaimana step yang akan dilakukan untuk
menjaga movement ini tetap berjalan dan bertahan, kata Sugab dan Eping. Selain
itu sempat beberapa orang di generasi tua ketika mereka di fase generasi muda
saat ini pada beberapa tahun yang lalu ternyata juga mengalami step kondisi
tersebut, kata Feras dan Raka. Jadi secara tidak langsung komunikasi terjalin
tanpa skat jarak umur dan status social, disini memang equality.
Berjalannya waktu semua memang perlu
proses belajar, dan akan melanjutkan hardcore movement tersebut, kata yelga,
roy,dan bima. Karena movement ini tidak melulu soal band, gigs, kolektif,
banyak juga yang bisa di ulas. Misal videographer seperti Hate5six, artwork,
fanzine, dan masih banyak lagi.